Semua berawal dari twit iseng-iseng:
Karena twit itu menjadi viral, aku pun segera membuat Discord untuk menampung “antusiasme” ini:
Dalam 1 bulan, Discord ini sudah punya 2500 anggota. Kegiatannya aktif. Ada anggota yang menawarkan jasa ulas CV. Ada anggota yang membeberkan pengalaman interview dengan perusahaan di Jepang.
Jadi tentang apa Discord ini? Ia adalah komunitas diaspora Indonesia atau orang-orang Indonesia yang mau keluar negeri dengan jalur belajar, bekerja, dan investasi.
Filsafat dari Keluar Negeri
Nah, ketika Discord ini masih baru-barunya, ada orang yang memberi pernyataan, “Kenapa harus membujuk orang Indonesia pergi keluar negeri? Ini kan namanya brain drain. Indonesia kan sudah keren. Banyak perusahaan keren lahir di sini, misalnya Gojek, Tokopedia, dll. Kenapa harus mencari rezeki di luar negeri?”
Hal itu membuat aku teringat terhadap berita Presiden Joko Widodo yang berusaha membujuk Ainun Najib untuk pulang ke Indonesia dari Singapura:
Ainun Najib menolak. Salah satu alasannya adalah dia ingin anaknya tetap bersekolah di Singapura.
Pertanyaannya, demi siapakah / apakah Anda harus hidup? Ainun memilih keluarga, ketimbang negara.
Blood is thicker than water.
Jika Anda hidup demi keluarga, maka pertanyaan keluar negeri bisa dijawab dengan gampang. Jika keluar negeri dapat memberi peluang yang lebih baik kepada keluarga, maka Anda harus keluar negeri (jika mandat tertinggi Anda adalah keluarga).
Keluarga > Negara.
Kemudian saya bikin survei kenapa orang ingin pergi keluar negeri:
Alasan utamanya adalah ekonomi / duit. Alasan kedua adalah politik.
Kontribusi Diaspora Indonesia
Tapi aku mendapati kasus di mana orang Indonesia yang memutuskan untuk tinggal di luar negeri bisa berkontribusi ke Indonesia, misalnya:
Michelle Marcelline adalah salah satu founder Typedream, startup yang sudah mendapatkan pendanaan dari YC:
Michelle sendiri bilang dia pergi keluar negeri karena di Amerika, cari VC lebih gampang:
Nah, tapi dia memiliki bias dalam mencari karyawan:
Michelle bisa saja mencari karyawan dari mana saja, misalnya India atau Filipina. Tapi dia (dan startupnya) memutuskan untuk mempekerjakan karyawan dari Indonesia.
Ini kan kontribusi terhadap Indonesia?
Tapi berapa banyak sih kasus seperti ini? Pada dasarnya, orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian tinggi seperti Ainun Najib atau Michelle Marcelline yang memutuskan untuk keluar dari Indonesia adalah kehilangan bagi Indonesia. Makanya disebut brain drain.
Memperebutkan Warga Terbaik
Negara-negara sekarang memperebutkan warga terbaik buat masuk ke negara mereka:
Jadi Indonesia bisa berusaha menarik warga asing terbaik untuk membangun negara ini kan (seperti yang dilakukan oleh Amerika, Singapura, Thailand)?
Jadi saya anggap pertanyaan tentang filsafat dari keluar negeri ini sudah terjawab.
Model Bisnis
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh komunitas OverseasIndonesians, misalnya Grinding Leetcode, latihan berbicara dalam bahasa Inggris, ulas CV, berbagi pengalaman interview, dll.
Kemudian ada beberapa orang yang mendesak saya. Komunitas Discord ini mau dibawa ke mana. Apakah dibiarin cuma sebagai komunitas lucu-lucuan saja? Kenapa tidak dibikin lebih serius?
Jadi mari kita melihat bisnis yang serupa.
Schoters juga menyediakan program bekerja di luar negeri:
Jadi OverseasIndonesians bisa menyediakan jasa seperti Schoters (mempersiapkan orang untuk belajar di luar negeri atau kerja di luar negeri) dan Rebase (membantu dalam mengurus legalitas dalam pindah keluar negeri).
OverseasIndonesians bisa menjadi tempat pertemuan antara agen pendidikan dengan murid, atau perusahaan di luar negeri dengan kandidat karyawan.
Selain itu OverseasIndonesias bisa bikin konten premium (tapi bisa juga digratiskan untuk kepentingan content marketing), misalnya tentang kehidupan diaspora Indonesia di luar negeri, seperti Singaporeans Abroad:
Terus di situs ini, terdapat juga informasi tentang cara mendapatkan visa dari berbagai negara. Konten ini bisa menjadi konten premium.
Terus bisa juga membuat job board yang khusus melampirkan lowongan pekerjaan dari luar negeri yang mensponsori visa kerja. Bisnis job board itu cukup berpotensi mendapatkan penghasilan seperti Japan Dev, Remote OK.
Bisa juga bikin komunitas eksklusif seperti Nomad List (tapi kemungkinan besar aku tidak akan mengambil jalan ini).
Network State
Tapi aku juga bilang salah satu misi dari OverseasIndonesians selain membantu orang untuk pindah keluar negeri dengan jalur belajar, bekerja, atau berinvestasi, adalah menjadi paguyuban diaspora Indonesia.
Hal ini membawa kita ke konsep Network State.
Anda bisa anggap network state itu sebagai jaringan pikiran (the network of minds). Iya, komunitas online dengan tujuan yang spesifik.
Iya, ini mirip dengan DAO (Decentralized Autonomous Organization) yang bisa memiliki treasury sendiri. Teknologi internet dan mata uang kripto memungkinkan terbentuknya network state.
Kita bisa coba bereksperimen dengan bentuk organisasi ini.
Ada beberapa anggota Discord OverseasIndonesians yang berkontribusi sangat besar ke Discord. Kontribusi mereka selayaknya dicatat di blockchain (misalnya dalam bentuk NFT) sehingga bahkan super admin seperti saya tidak dapat mengubah sejarah. Anda tahu kan sebagai super admin Discord, saya bisa menghapus pesan di Discord ini dengan seenak jidat (menghapus sejarah).
Jika network state OverseasIndonesians ini mendapatkan keuntungan, maka orang-orang dengan NFT dapat menerima dividen. NFT ini adalah bentuk kontribusi anggota Discord yang susah dimanipulasi. Terus datanya terbuka dan umurnya lebih panjang. Suatu hari jika saya diculik oleh alien, maka data kontribusi anggota Discord ini masih tetap hidup di blockchain dan orang bisa melakukan query terhadap data ini. Lain ceritanya jika saya simpan di basis data MySQL yang tertutup.
Ini penting supaya orang dapat memiliki rasa kepemilikan terhadap OverseasIndonesians.
Apakah Harus Pakai Kripto / NFT?
Pembaca yang budiman pasti ada yang skeptis terhadap kripto. Tidak bisakah pakai database MySQL?
Analoginya, apakah kita bisa bayar bakmi dengan transfer lewat KlikBCA? Bisa. Tapi lebih praktis pakai GoPay atau OVO atau Dana kan.
Sama seperti itu. Bisa tanpa pakai kripto, tapi pencatatan kontribusi menjadi rawan manipulasi dan pembagian spoil-nya menjadi lebih susah dan bertele-tele.
Contoh sederhana, coba Anda bikin rekening bersama di mana butuh persetujuan 3 orang dari 8 orang. I’ll wait.
Dengan kripto (Gnosis Safe), Anda mungkin butuh waktu di bawah satu jam, untuk menciptakan rekening bersama dengan kondisi seperti itu.
Walaupun begitu, aku akan memberi ruang bagi kontributor / anggota OverseasIndonesians yang tidak bisa / mau pakai kripto. Ketimbang memberi mereka NFT tertentu sebagai bukti kontribusi, aku bisa menciptakan NFT yang mencatat kontribusi mereka (dalam bentuk json atau gambar). Untuk pembagian spoil, kita bisa menggunakan PayPal atau Wise.
Langkah Selanjutnya
Kita akan bikin situs OverseasIndonesians yang isinya tentang cara pindah keluar negeri, informasi visa. One stop information.
Setelah itu bikin job board, konten tentang diaspora Indonesia. Kita akan berdiskusi konten mana yang terbuka terhadap publik, konten mana yang bersifat premium di Discord.
Setelah itu, bikin infrastruktur NFT dan kripto. Aku akan mencatat semua kontribusi ke dalam blockchain. Sehingga nanti gampang bagi spoil-nya ke anggota-anggota yang berharga ini.