Categories
kepercayaan diri

Status Sosial Seorang Pemrogram

Kalau Anda belum tahu, status seorang pemrogram (programmer / software engineer / developer) itu pada dasarnya rendah. Orang-orang tidak terlalu memandang tinggi profesi pemrogram. Pemrogram itu rentan dikomoditasi. Masih ada orang yang menganggap pemrograman itu gampang. “Anyone can code,” begitu pikir mereka. Belum lagi pemrogram dihinggapi streotipe orang yang bekerja di belakang komputer, tidak bisa bersosialisasi. Pokoknya pemrogram itu dianggap sebagai seorang yang aneh.

Bandingkan dengan profesi yang biasanya disertai dengan status sosial yang tinggi, yaitu dokter. Jika orang masih bekerja sebagai dokter pada umur 50-an di rumah sakit atau klinik, dia masih bisa mendapat rasa hormat. Seorang pemrogram yang masih menulis kode pada umur 50-an siap-siap saja dianggap pecundang. “Umur 50-an, belum jadi eksekutif, atau punya perusahaan? Ngapain saja selama ini?”

Pemrograman itu bukan seperti main alat musik. Kalau Anda pandai bermain piano (misalnya membawakan Moonlight Sonata), Anda akan dapat membuat banyak orang terpesona walaupun orang tersebut tidak dapat bermain alat musik. Bandingkan dengan seorang pemrogram yang dapat menulis algoritma Minimum Spanning Tree dengan bahasa Rust dalam waktu 5 menit. Yang terpesona paling cuma saya dan kumpulan pemrogram-pemrogram lainnya.

Anda harus ingat bahwa punya status sosial yang tinggi di lingkungan pemrogram tidak berarti Anda punya status sosial yang tinggi di lingkungan umum. Anggap Anda punya hobi yaitu berkontribusi ke inti (kernel) sistem operasi Linux di waktu luang Anda. Jika saya punya teman seperti Anda, Anda akan mendapat rasa hormat yang dalam dari saya. Saya tahu betapa susahnya berkontribusi ke proyek kompleks seperti inti sistem operasi Linux itu. Tapi orang-orang awam seperti bankir misalnya bakal tidak paham. Mereka tidak mengerti apa yang dibutuhkan untuk sukses dalam melakukan pemrograman inti sistem operasi Linux itu.

Jadi apakah sebaiknya kita meninggalkan profesi pemrogram dan memilih profesi lainnya yang memiliki status sosial yang lebih tinggi (misalnya dokter)? Tidak perlu mengambil tindakan begitu ekstrim. Dengan strategi ulung, kita bisa mendapatkan status sosial yang tinggi sebagai pemrogram. Intinya kita butuh tambahan sesuatu untuk melengkapi profesi pemrogram untuk mendapat status sosial yang tinggi. Mari kita anggap tambahan sesuatu itu X.

Pemrogram + X = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + X = Status Sosial Tinggi

X itu bukan cuma satu jenis. Artinya Anda punya beberapa pilihan dalam memilih apa itu X.

Duit

Pemrogram + 💰 = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + 💰 = Status Sosial Tinggi

Jika Anda memiliki pekerjaan sebagai pemrogram tapi digaji tinggi, Anda bisa menggunakan gaji Anda untuk mendongkrak status sosial Anda. Misalnya Anda dapat membeli barang-barang mahal seperti iPhone terbaru, laptop Macbook Pro terbaru, jam tangan ratusan juta Rupiah, dan lain-lain.

Jadi jika Anda baru kenalan dengan orang, dan dia tanya apa pekerjaan Anda, lalu Anda jawab, “Saya adalah pemrogram.” Respon dia sedikit kecewa, “Oh.” Tapi Anda dapat mengeluarkan iPhone terbaru Anda dan bertanya kepada dia, “Mari kita tetap terkoneksi. Berapa nomor Anda?” Pastikan dia melihat jam tangan Anda juga. 😜

Tapi menaikkan status sosial dengan kekayaan itu tidak direkomendasikan. Ia tidak berkelanjutan (sustainable). Kalau penghasilan Anda “cuma” puluhan juta Rupiah per bulan dan Anda menghambur-hamburkannya dengan liburan yang mahal di Brazil, Kuba, Maroko dan tas tangan yang harganya 2 bulan gaji Anda atau jam tangan yang harganya Rp 100 juta Rupiah, hal itu sangat berbahaya. Pada umur 40-an Anda di-PHK, tapi tabungan Anda tinggal sedikit. Kehidupan Anda akan menjadi sebuah tragedi.

Pengecualian mungkin ada. Misalnya Anda membeli pakaian mahal karena penampilan adalah penting dalam menjual solusi perusahaan ke klien Anda.

Bekerja di Perusahaan Ternama

Pemrogram + 🏢 = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + 🏢 = Status Sosial Tinggi

Jika Anda perhatikan, di Linkedin orang-orang suka menulis judul (title) di profil mereka dengan Ex-(tempat kerja sebelumnya yang keren), misalnya Ex-Tokopedia, Ex-Gojek, dll. Perusahaan ternama dapat mengangkat status sosial Anda. Jadi walaupun Anda adalah seorang pemrogram yang pada dasarnya berstatus rendah, tapi jika Anda bekerja di perusahaan keren seperti Tokopedia, maka reputasi Anda pun naik. Misalnya judul pekerjaan Anda adalah, “Android Developer at Tokopedia“. Bukan “Android Developer” yang keren, tapi Tokopedia-nya yang lebih keren.

Jabatan Manajer

Pemrogram + 🧑‍💼 = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + 🧑‍💼 = Status Sosial Tinggi

Di masyarakat umum, orang yang “memanajemen” / “mengatur” / “memimpin” pemrogram-pemrogram status sosialnya lebih tinggi daripada pemrogram-pemrogram yang “dimanajemen” / “diatur” / “dipimpin”. Jika saya bisa memerintahkan Anda untuk melakukan sesuatu misalnya menulis laporan cuaca di Bogor 3 bulan silam, maka status saya adalah lebih tinggi daripada Anda.

Betul, Anda yang membaca ini mungkin punya peran “Engineering Manager” (EM) dan berpikir, “Aku tidak begitu. Aku berjiwa pelayan. Aku melayani timku sehingga mereka bisa bekerja lebih optimal. Aku membangun sinergi antara anggota-anggota timku. Aku ini seperti kapten tim nasional Prancis tahun 1998, Didier Deschamps, yang berperan sebagai bucket carrier ketimbang bos judes yang perintah ini-itu.”

Itu manis sekali. 😘

Tapi Anda tetap dianggap sebagai pihak yang lebih tinggi kastanya oleh masyarakat umum. No debate.

Manajer (Engineering Manager, Team Lead, dll) sudah dianggap sebagai profesi dengan kasta lumayan tinggi di masyarakat umum.

Saya tahu di beberapa perusahaan teknologi ada 2 jalur: jalur manajemen dan jalur teknikal / spesialisasi. Di masyarakat umum, jalur manajemen lebih tinggi status sosialnya daripada jalur teknikal / spesialisasi. Apa boleh buat. 🤷

Jabatan Eksekutif (VP-Level, C-Level)

Pemrogram + 🧗 = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + 🧗 = Status Sosial Tinggi

Yang lebih tinggi dari manajer adalah level eksekutif. Jabatan yang saya maksud adalah Wakil Presiden (Vice President) dan Pejabat Utama (Chief Officer).

Ketika saya menjadi CTO (Chief Technology Officer), aura saya menjadi lebih cemerlang. Sering orang menggoda saya, “Wah, Pak CTO. Pak CTO.” Saya bahkan ingat di OKCupid (situs kencan / cari jodoh), seorang perempuan mengirim pesan ke saya, “Hello, Mr. CTO.” 😉

Dengan asumsi perusahaannya oke, jabatan VP-Level dan C-Level ini sangat tinggi statusnya. Reputasi Anda akan terdongkrak. Saya bisa memberi testimonial. Bahkan ketika saya tidak menjadi CTO lagi, efeknya masih bergaung. ✌️

Pemilik Alat Produksi

Pemrogram + 🏗️ = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + 🏗️ = Status Sosial Tinggi

Di sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia ini ada yang namanya negara, pemilik modal, dan tenaga kerja. Pemilik modal itu status sosialnya lebih tinggi daripada tenaga kerja.

Anggap saya adalah pemilik modal dan saya membayar upah tenaga kerja kepada Anda untuk mengembangkan aplikasi pendeteksi tinggi badan dan berat badan dari gambar dengan menggunakan teknik Deep Learning. Program itu keren kan? Saya yakin setidaknya di tahun 2020 ini, program itu bisa membuat sebagian besar orang terkesima (dengan asumsi prediksinya akurat).

Nah, saya sebagai pemilik program itu bakal terdongkrak reputasinya. Pemilik program status sosialnya lebih tinggi daripada pembuat program.

Tentu saja Anda yang mendapat upah dari saya bisa menggunakan uang untuk menaikkan status sosial Anda. Jadi situasi kita menang-menang (dengan asumsi upah yang saya bayarkan itu besar). Jadi pastikan Anda mendapat upah yang besar ketika menulis program untuk dimiliki oleh orang lain.

Tapi hal ini adalah kabar baik bagi Anda. Hambatan dalam membuat program itu kecil. Berbeda jika Anda ingin membuka restoran atau bank. Yang mahal itu mungkin waktu Anda (opportunity cost). Tentu saja tidak semua program itu sanggup dikerjakan oleh satu orang, misalnya TikTok. Tapi banyak program yang dapat dikerjakan oleh satu orang. Saya membuat PredictSalary dan aplikasi itu sudah mendongkrak reputasi saya di dunia maya. Saya mengerjakannya sendirian. Biayanya juga tidak mahal (kecuali waktu saya). Iya, ada yang namanya laptop. Tapi Anda cuma membutuhkan laptop Rp 10 juta untuk membuat program yang bisa bikin orang terkesima.

Hal ini juga membawa kita ke….

Pendiri Perintis (Startup Founder)

Pemrogram + 🧑‍💻 = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + 🧑‍💻 = Status Sosial Tinggi

Perintis atau startup itu lagi mengetren di Indonesia. Vokalis band saja sudah kalah pamornya dibandingkan dengan pendiri perintis. Belasan tahun silam, orang berlomba-lomba mendirikan band musik untuk mencari ketenaran. Sekarang, orang berlomba-lomba mendirikan perintis untuk mendapatkan kegemilangan hidup.

Pendiri itu adalah pemilik modal sekaligus tenaga kerja juga. Jadi Anda berkongsi dengan teman Anda untuk mengembangkan produk pendeteksi berat badan dan tinggi badan dari gambar sahaja kemudian saya berinvestasi kepada kalian sebesar Rp 1 milyar dengan kepemilikan 8%. Anda berdua masih lebih besar kepemilikannya. Jadi status kalian masih lebih tinggi daripada saya dalam konteks program pendeteksi berat badan dan tinggi badan dari gambar.

Jabatan “founder” itu bagaikan keris yang membuat orang segan melihatnya (dengan asumsi “startup”-nya oke).

Jika Anda berhasil menjadi “founder” yang sukses, Anda akan menjadi selebriti. Betul. Saya tidak bohong. Anda akan diliput media massa. Anda akan masuk majalah.

Otonomi

Pemrogram + 🧘 = Status Sosial Tinggi

Tahu arti otonomi kan? Kata itu berasal dari Latin. “Auto” yang artinya diri dan “-nomy” yang artinya sistem aturan yang mengatur sesuatu. Arti naifnya adalah Anda mengatur diri sendiri. Kebanyakan pemrogram membuat program untuk orang lain entah perusahaan yang membayar gajinya atau investor yang menginvestasi ke perintis pemrogram tersebut. Dengan kata lain mereka tidak bebas. Mereka terikat pada perjanjian.

Bandingkan jika Anda membuat program sesuka hati Anda. Anda membuat program untuk keindahan. Bukan untuk siapa-siapa. Tapi demi keindahan. Misalnya Anda membuat pustaka yang mengurai berkas CSV di bahasa Julia. Program ini tidak memberi Anda uang. Mungkin Anda akan terkenal di komunitas Julia.

Suatu hari jika Anda bertemu dengan CTO perintis dan pemrogram yang bekerja di perusahaan teknologi terkenal, Anda bisa menunjukkan kepada mereka bahwa Anda bikin program bukan untuk siapa-siapa tapi demi kesenangan. Anda tidak butuh uang. Anda bebas. Dan Anda bisa tersenyum sinis kepada mereka. 😉

Tapi tentu saja Anda harus punya kebebasan finansial terlebih dahulu jika Anda ingin mengambil strategi ini. Inti dari strategi ini adalah Anda menunjukkan kepada orang bahwa Anda tidak butuh uang lagi dari pemrograman.

That stuff is powerful.

Bikin Program yang Berguna untuk Orang Lain

Pemrogram + ✍️ = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + ✍️ = Status Sosial Tinggi

Jika Anda ingin terkenal di komunitas tertentu, bikinlah program yang berguna bagi komunitas tersebut. Taruhlah Anda berada di komunitas ilmuwan data (data scientist). Kebanyakan notebook yang tersebar di internet menggunakan pustaka PyTorch (misalnya). Lalu Anda menerjemahkan notebook itu ke pustaka Tensorflow.

Anda juga bisa membuat pengaya WordPress untuk membantu pemasar digital. Atau membuat aplikasi iPad untuk membantu orang menulis catatan dan mengorganisirnya.

Kebanyakan program-program algoritma dan penjelasannya ditulis dengan bahasa populer seperti Java, JavaScript, C++, Python. Tapi masih sedikit yang ditulis dengan bahasa “kurang” populer seperti Julia, Rust, Kotlin. Anda bisa melakukannya sekalian latihan algoritma.

Saya sering menulis konten di Linkedin (Anda bisa menganggap saya Linkedinfluencer 😝). Salah satu topik yang populer adalah topik tentang gaji. Jadi saya mengembangkan PredictSalary, aplikasi yang bisa memprediksi gaji dari lowongan pekerjaan. Hal itu bikin saya makin populer di Linkedin.

Pandai Membawa Diri (Social Grace)

Pemrogram + 🙏 = Status Sosial Tinggi
Pemrogram + 🙏 = Status Sosial Tinggi

Yang saya maksudkan adalah etika berbicara, etika makan, etika berpakaian. Selain itu Anda juga harus pandai membaca situasi di ruangan (reading the room). Pantaskah Anda minta kenaikan gaji ketika penghasilan perusahaan menurun drastis gara-gara pandemi? Terus apakah bijaksana mengkritik atasan Anda di depan orang lain walaupun Anda 100% benar? Terus tidak semua hal (walaupun 100% benar) pantas diucapkan keluar. Sebagian ada yang lebih pantas disimpan.

Pemrogram banyak yang tidak diajarkan hal ini. Mereka menganggap situasi sosial seperti program yang eksakta. Kalau benar (if True then), yah lakukan ini. Kalau salah (if False then), yah lakukan itu. Tapi banyak nuansa (nuances) di situasi sosial. Banyak if di situasi sosial.

Ke depan hal-hal ini akan dibahas lebih mendalam.

Kharisma

Pemrogram + 😎 = Status Sosial Tinggi

Ada beberapa orang yang lebih bersinar ketimbang daripada orang lain. Mereka mampu menyihir perhatian banyak orang ketika mereka berbicara. Ketika mereka berjalan melewati Anda, Anda menghentikan pekerjaan Anda dan menyerapi momen berharga itu. Perkataan mereka mampu mengulik perasaan dalam diri Anda. Kita sebut mereka orang yang berkharisma.

Di dunia teknologi kita bisa menganggap Steve Jobs sebagai salah satunya. Di Indonesia kita dapat bilang Soekarno sebagai orang yang sangat kharismatis.

Anda tidak perlu menjadi sekharismatis mereka. Tapi Anda dapat membangun kharisma untuk kepentingan profesional Anda yang tidak luas. Bahkan menjadi orang yang penuh dengan kharisma di kantor Anda dapat membuat perubahan dalam karir Anda.

Ke depan hal ini akan dibahas lebih mendalam.

Penutup

Masih ada hal lain lagi yang bisa ditambahkan ke profesi pemrogram sehingga bisa mendongkrak status sosial. Misalnya ketimbang perintis, Anda bisa membangun software house. Dan lain-lain.

Dan harap diingat, tulisan dibuat dengan konteks di mana pemrogram sering disepelekan oleh manajemen, eksekutif, orang yang berkecimpung di dunia finansial, investor, konsultan dari perusahaan ternama, dan lain-lain. Anda boleh menunjukkan status sosial yang tinggi ke mereka. Tapi ada beberapa profesi di luar pemrogram yang nasibnya lebih mengenaskan daripada pemrogram seperti pelayanan pelanggan (customer support). Tunjukkan kerendahan hati terhadap mereka.

Categories
startup

Analisa Pendiri Perintis di Indonesia

Di halaman ini, saya akan menulis analisa pendiri (founder) perintis (startup) di Indonesia. Untuk sementara perintisnya saya batasi hanya yang didanai oleh pemodal ventura (VC). Saya ingin menganalisa latar belakang pendidikan, seks, pengalaman kerja, dll dari pendiri.

Hal ini bermula ketika saya berdiskusi dengan teman-teman di grup perekayasa peranti lunak. Saya bilang lulusan Amerika mendominasi sebagai pendiri perintis di Indonesia. Saya kasih datanya di artikel saya yang berjudul Jangan Terintimidasi dengan Lulusan Amerika. Di situ saya menganalisa latar belakang pendiri perintis yang mencapai status centaur setidaknya (valuasi USD 100 juta sampai USD 1 milyar). Paling banyak lulusan Amerika. Ada yang tidak setuju. Terus dia keberatan dengan metodologi analisa saya. Di situ saya cari latar belakang pendidikan per perintis bukan pendiri perintis. Jadi misalnya perintis A punya pendiri B dan pendiri C. Jika pendiri B lulusan Amerika dan pendiri C lulusan dalam negeri, saya lihat jabatan mereka. Kalau pendiri B itu CEO, maka saya anggap latar belakang pendidikan perintis A itu Amerika Serikat. Tapi orang yang keberatan ini ada benarnya. Harusnya analisanya per pendiri. Itulah yang saya lakukan di kesempatan berikut ini.

Nah, misalnya pendiri D itu S1-nya di dalam negeri, dan S2-nya di Amerika, lulusan manakah dia? Saya menggunakan konsep spektrum (weighting). Jadi S2 dikasih berat lebih banyak. Dengan contoh itu, maka pendiri D adalah lulusan Amerika 60%, lulusan Indonesia 40%. Bagaimana kalau dia S1 di dalam negeri dan S1 (lagi!!!) di Singapura? Maka pendiri D adalah lulusan dalam negeri 50%, lulusan luar negeri non-Amerika 50%. Bagaimana dengan S3? 60% S3, 30% S2, 10% S1.

Saya juga ingin lihat universitas mana yang paling banyak mengeluarkan pendiri perintis. Di luar Amerika, negara manakah yang paling banyak menjadi tempat belajar pendiri perintis di Indonesia?

Selain masalah pendidikan, saya juga ingin lihat representasi seks (laki-laki dan perempuan). Apakah jomplang?

Anda bisa menganggap analisa ini adalah versi pertama. Ke depannya saya akan menggunakan analisa yang lebih rumit, yaitu menyangkut pengalaman kerja. Misalnya apakah bekerja di yunikon seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak bakal mendongkrak peluang sukses sebagai pendiri perintis? Bagaimana jika bekerja di perusahaan konsultan ternama seperti BCG, McKinsey?

Terus pendidikan kan bukan cuma di universitas? Bagaimana kalau belajar di bootcamp seperti Hacktiv8? Bagaimana kalau belajar di kursus daring seperti Coursera dan Udacity? Ke depan saya akan memperhitungkan ini juga.

Halaman ini akan diperbaharui secara berkala.

Saya menyertakan data sebagai berkas CSV buat kalian main-main di Excel atau LibreOffice Calc atau Google Sheets. Ada Jupyter Notebook juga buat kalian yang bisa pakai pandas. Kalian bisa unduh notebook ini dan unggah ke Google Colaboratory buat analisa data.

Lisensi representasi data dan Jupyter Notebook adalah GPLv3. Jadi Anda bisa memodifikasi notebook ini dan mempublikasikannya di tempat lain dengan catatan bahwa Anda tetap menyertakan lisensi GPLv3. Anda tidak perlu minta izin kepada saya.

Jadi misalnya Anda ingin menganalisa kecocokan Zodiak pendiri di perintis (apakah Gemini harmonis dengan Scorpio sebagai pasangan pendiri / co-founder) 😆, yah silahkan. Tapi kalau ada orang lain yang mengambil notebook hasil modifikasi Anda itu dan memodifikasinya (misalnya menganalisa representasi ras), yah Anda tidak boleh melarang sepanjang dia menyertakan lisensi GPLv3.

Kalau Anda berani melanggar titah GPLv3…. saya akan 👉 🔥🔥🔥 Anda.

Azula menembak petir.
Azula menembak petir

Harap diingat, data di luar itu tidak rapi. Misalnya ada yang mencantumkan pendidikan tapi tidak ditulis tahunnya sehingga menyulitkan prediksi tahun kelahiran pendiri perintis. Ada juga yang cuma pasang status Co-Founder tapi tidak ada jabatan (CEO atau COO atau CTO). Prediksi tahun kelahiran menggunakan heuristik tahun mulai belajar di universitas dan tahun mulai bekerja. Artinya tahun kelahiran bisa saja meleset. Misalnya orang bisa saja selesai SMA jalan-jalan dulu sebelum mulai belajar di universitas.

Selain itu saya membagi pendiri ke kategori teknikal atau bisnis. Ternyata pendiri itu susah dimasukkan ke dalam 2 kotak ini. Misalnya ada yang memiliki latar belakang hukum. Ada juga yang bunglon (punya latar belakang teknikal dan bisnis). Misalnya Ferry Unardi (CEO Traveloka) adalah lulusan dengan jurusan Computer Science. Terus dia ambil MBA tapi tidak selesai. Jadi Ferry itu pendiri latar belakang bisnis atau teknikal? Saya masukkan Ferry Unardi sebagai pendiri teknikal karena pendidikan S1-nya lebih dominan. Ada juga kasus pendiri ambil jurusan Computer Science, terus kerjanya di Pemasaran (Marketing) atau Finansial, nah itu saya kategorikan sebagai latar belakang bisnis (pengalaman kerja lebih tinggi nilainya daripada latar belakang pendidikan). Ke depan mungkin saya akan menggunakan spektrum (weighting). Jadi pendiri itu bisa dikategorikan sebagai pendiri teknikal 60%, bisnis 40%. Saya masih memutar otak saya ya.

Ke depan saya juga akan menyertakan naskah (script) Julia dan R. Sementara pakai Python dulu ya.

Saya memulai analisa saya dari perintis yang didanai East Ventures. Di masa depan, saya akan bahas juga perintis dari Surge, YC, dll.

East Ventures

Situs: https://east.vc

Sumber data utama: https://east.vc/c/indonesia/?post_types=avada_portfolio

Data CSV: https://arjunaskykok.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/pendiri/east_ventures/2020-10-06_east-ventures.csv

Ada kesalahan kecil (bug) dalam penghitungan jumlah lulusan Amerika di notebook ini. Tapi kesalahan itu tidak mengubah fakta bahwa jumlah lulusan Amerika adalah yang paling banyak. Nanti di versi berikutnya, saya perbaiki kesalahan itu. Tapi sekarang saya lagi malas. 😉

Jupyter Notebook: https://arjunaskykok.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/pendiri/east_ventures/2020-10-06_Pendiri_Perintis_East_Ventures.ipynb

Jupyter Notebook HTML (enak langsung dibaca di tempat): https://arjunaskykok.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/pendiri/east_ventures/2020-10-06_Pendiri_Perintis_East_Ventures.html

Kesimpulan: Pendiri perintis perempuan cuma 10%. Lulusan Amerika adalah yang paling banyak. Universitas dalam negeri yang paling banyak menelurkan perintis adalah ITB. Negara favorit di luar Amerika sebagai tempat belajar adalah Australia, diikuti oleh Singapura.