Salah satu contoh bisnis swakarya adalah bisnis pendidikan atau bisnis info. Misalnya Anda membuat situs yang mengajarkan Vue.js kepada orang-orang. Bisnis pendidikan itu (tergantung bagaimana bentuk pendidikannya) bisa mendapatkan insentif pajak dari pemerintah.
Ada beberapa contoh bisnis pendidikan.
Bisnis Konten
Anda menjual konten premium dalam bentuk video atau buku-el (e-book). Misalnya: Pyimagesearch, Vue School.
Strategi bisnis ini sederhana: menulis blog, menulis buletin (newsletter), membuat produk premium (buku-el / video), membuat produk berbayar langganan untuk mengakses fitur premium (Jupyter Notebook / video). Jangan lupa sering-sering promosi konten di media sosial seperti Twitter atau Facebook.
Kalau Anda mau ambil jalan ini, Anda mesti mengincar pasar global. Pasar Indonesia (sepertinya) belum siap.
Live Coding
Kalau Anda ingin memberikan nilai lebih, jangan cuma menjual konten. Tapi Anda membuat orang-orang bisa langsung belajar pemrograman di aplikasi web Anda. Mirip Codecademy. Tapi ini susah sekali.
Sekolah vokasi juga menawarkan pelatihan ke perusahaan (corporate training). Jika Anda ingin bergerak di bidang ini, Anda harus memiliki relasi yang baik dengan perusahaan-perusahaan (untuk menyalurkan lulusan Anda). Selain itu Anda juga harus memiliki teknik penjualan yang sangat baik jika Anda ingin menawarkan pelatihan ke perusahaan. Sekolah vokasi itu B2C (tapi bisa juga B2B). Pelatihan ke perusahaan itu jelas-jelas B2B.
B2C = Business to Consumers
B2B = Business to Business
Singkatan dari B2B dan B2C
Untuk membangun bisnis sekolah vokasi / bootcamp, Anda harus memikirkan solusi finansial bagi murid-murid Anda. Pasti banyak yang tidak sanggup bayar puluhan juta Rupiah dengan tunai. Belasan juta Rupiah saja masih bikin orang ragu-ragu. Apakah solusinya berupa pinjaman pendidikan, ISA (Income Sharing Agreement), NFT (Non-Fungible Token)? Nanti akan saya bahas di artikel mendatang.
Nah, di artikel ini saya mengajak Anda untuk menjadi pengusaha bisnis pendidikan swakarya. Tapi bagaimana bersaing dengan sekolah vokasi yang sudah mendapatkan pendanaan puluhan milyar Rupiah? Caranya adalah spesialisasi.
Ketimbang mengajarkan full-stack programming, Anda bisa fokus ke algoritma saja, atau CSS saja, atau back-end programming saja, atau basis data saja. Bangun reputasi Anda di atas pilihan Anda baik dengan kontribusi ke proyek open source, atau menulis blog yang berkualitas.
Setelah itu Anda bisa menjual konten dalam bahasa Inggris ke pasar global. Anda juga bisa memberikan pendidikan langsung (live mentorship) lewat Zoom atau Google Meet kepada saudara-saudari Anda di tanah air. Jadi jual konten (dalam bahasa Inggris) dan kasih pengajaran langsung (dalam bahasa Indonesia) adalah kombo yang efektif.
Anda mungkin ragu dengan strategi spesialisasi ini. Apakah dapat mendatangkan uang yang cukup banyak? Jangan salah! Ada orang yang berhasil mendapatkan setengah juta USD dari membuat kursus CSS saja.
Desentralisasi
Spesialisasi ini cocok dengan aspek desentralisasi. Ketimbang mendirikan sekolah vokasi besar dengan pendanaan ratusan milyar Rupiah yang saya namakan sebagai RumahArjunaSkyKok, mending saya mengajak Anda bergotong royong dengan sistem desentralisasi.
Misalnya saya mengajak 5 orang, yaitu Budi, Susi, Joko, Dono, Ayu. Budi membangun bisnis pengajaran algoritma (linked list, dynamic programming, dll). Susi mendirikan bisnis pengajaran NLP (Natural Language Processing, bukan Neuro-Linguistic Programming). Joko mengajar CSS. Dono memutuskan untuk terjun di bidang Laravel. Ayu fokus di basis data (PotgreSQL, MySQL).
Masing-masing bisnis ini berada di payung yang berbeda. Bisnis pengajaran algoritma oleh Budi namanya BudiMengajarAlgoritma. Bisnis pengajaran Laravel dari Dono namanya LaravelKeren.
Nah, bisnis pendidikan ini bisa dilakukan oleh satu atau beberapa orang. Tidak butuh dana besar. Yang penting mereka gigih membuat konten dan memasarkan bisnis mereka di media sosial. Untuk menjangkau perusahaan-perusahaan, mungkin mereka bisa membuat perusahaan patungan sebagai perusahaan cangkang untuk menjual jasa pelatihan ke perusahaan. Mereka bisa berbagi tenaga penjual dalam menjual jasa pendidikan mereka ke klien perusahaan.
Sertifikat
Mereka bisa mengeluarkan sertifikat sendiri. Tapi bisa juga orang lain yang mengambil bisnis sertifikat ini. Ambil contoh di atas. Ayu mengajar basis data dan SQL. Tapi sertifikat kompetensi SQL bisa dikeluarkan oleh pihak lain, misalnya Ringo. Hal ini mirip dengan uji coba IELTS di mana pembelajarannya terpisah dengan ujiannya. Anda bayar untuk ujiannya.
Kalau Anda sudah mendapatkan sertifikat kompetensi basis data dan SQL dari Ringo, itu tandanya Anda memiliki memiliki kemampuan di basis data dan SQL. Ringo itu mengadakan ujian yang benar-benar jujur. Anda tidak bisa menyuap dia atau berlaku curang. Masalahnya ujiannya seperti apa, itu tidaklah relevan dengan artikel ini. Bisa saja Ringo menggunakan ProctorU, atau mengadakan ujian di lapangan, atau memberi ujian lewat Zoom. Jika lulusan sertifikat SQL dari Ringo terbukti tidak becus, nanti reputasi Ringo bakal hancur. Makanya kadang-kadang mereka yang mengeluarkan sertifikat mesti dipisahkan dari mereka yang mengajar materi tersebut.
Nah, sertifikat ini bisa ditaruh di situs dan diakses dengan API atau perambah. Misalnya: saya sudah lulus kursus Self-Driving Car Engineer Nanodegree dan Robotics Software Engineer Nanodegree dari Udacity.
Sertifikat juga bisa ditaruh di blockchain dan ditandatangani dengan kunci digital dari pihak yang mengeluarkan sertifikat itu.
Dengan begini saya bisa membuat keperluan kompetensi apa yang saya cari dari seseorang dan orang itu bisa memberikan bukti kompetensinya. Saya tinggal akses dari blockchain atau situs.
Misalnya saya mencari pemrogram back-end untuk aplikasi web saya, SwanLove. Ini adalah keahlian yang saya cari:
Algoritma dan struktur data
Basis data
Ansible
Google Cloud Platform
Python
Django
Nah, orang yang ingin bekerja di tempat saya bisa mengambil kursus algoritma dan struktur data dari Budi. Bisa juga orang itu belajar sendiri dari internet atau buku. Dia bisa ambil ujian algoritma dari Budi atau tempat lain. Dia ambil kursus Python dari Susanti. Dia ikut ujian Django dari Sakura.
Setelah dia merasa kompetensinya cukup, dia bisa kirim lamaran kerja kepada saya. Saya melihat dia memiliki sertifikat di Django, basis data, algoritma dan struktur data, Python. Saya bisa cek sertifikatnya dari blockchain dan mengecek apakah pemilik sertifikat ini benar-benar orang yang mengirim lamaran kerja ini dari tandatangan digital yang dia kirim. Atau saya bisa cek dari situs dan memastikan namanya sama (dan beberapa info pendukungnya cocok).
Orang ini masih belum terampil di bidang Ansible dan Google Cloud Platform. Tidak apa-apa. Dari 6 keahlian yang saya minta, orang ini sudah membuktikan dia memiliki 4 keahlian yang saya cari. Not bad.
Jadi ketimbang Anda mendirikan sekolah vokasi besar yang mengajarkan algoritma dan struktur data, basis data, Ansible, Google Cloud Platform, Python, Django, Anda memutuskan untuk fokus di satu bidang. Strategi ini tidak membutuhkan dana besar. Lebih mudah untuk membangun reputasi di satu bidang.
Kita bisa berkoordinasi di forum Pembangun! Anda juga bisa membangun reputasi di forum Pembangun. Jangan khawatir! Anda tetap mempertahankan jenama (brand) Anda. Anda tetap mempertahankan daftar murid-murid Anda.
Lengkapnya pembangun mandiri, tapi saya singkat saja menjadi pembangun. Bahasa Inggrisnya builder, maker, hacker. Di sini saya mengacu ke pemrogram yang membangun bisnis swakarya. Atau bahasa Inggrisnya indie hackers, bootstrappers.
Contoh bisnisnya dapat ditemukan di artikel saya yang berjudul Bisnis Swakarya.
Di Indonesia ini ada fenomena yang menarik. Bayangkan Anda kuliah di jurusan Ilmu Komputer (Computer Science). Anda bakal mendapat dorongan untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pemrogram di perusahaan besar (seperti Tokopedia, Gojek, Traveloka, Bukalapak, dll) atau membuat perintis (startup) yang semoga menjadi unicorn π¦.
Bagi Anda yang tidak tahu apa itu perintis, mari saya jelaskan. Kalau ada yang bilang startup, biasanya yang mereka maksud adalah perusahaan dengan teknologi peranti lunak dan mendapat sokongan dana dari Venture Capitalists. Perusahaan ini (harap-harapnya) bakal tumbuh dengan gila. Valuasi bakal menjadi ratusan milyar Rupiah (atau trilyunan Rupiah) dalam beberapa tahun saja.
Sesekali Anda mendapat dorongan untuk membangun software agency / software house.
Tapi jarang Anda mendapat saran untuk membangun bisnis dengan satu orang (atau beberapa orang) yang tidak mengejar pertumbuhan mati-matian. Bisnis ini biasanya disebut dengan bisnis swakarya, lifestyle business, bootstrap business, one-person company. Bisnis ini mengejar keuntungan keberlanjutan. Bisnis ini tidak membakar uang untuk mengejar pertumbuhan pengguna. Bisnis ini tidak mengejar valuasi raksasa dalam waktu singkat. Bisnis ini seperti kura-kura. Berjalan pelan-pelan tapi pasti menuju garis akhir.
Indonesia ini membanggakan diri sebagai negara UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Pejabat-pejabat atau orang-orang penting di dunia bisnis berkoar-koar bahwa ekonomi kita itu sebagian besarnya ditopang oleh UMKM. Banyak yang menawarkan pinjaman ke UMKM.
Tapi jika ada pemrogram yang mau membangun bisnis SaaS (Software as a Service) yang dibangun oleh satu atau beberapa orang, mana ada yang mau kasih pinjaman. Krik… krik… krik…. Mereka malah didorong untuk jadi karyawan. Kalau tidak, mereka didorong ke ujung ekstrim lainnya, yaitu bikin startup dan mencoba untuk menggapai bintang.
Di dunia ini, ada sebagian orang yang tidak betah jadi karyawan. Tapi kalau disuruh bikin startup, jalan ini terlalu ekstrim. Tidak semua orang berhasrat untuk menggapai bintang dan menjadi trilyuner. Ada yang mau bikin bisnis dan hanya mendapat penghasilan puluhan juta atau ratusan juta Rupiah. And that’s it. Tidak perlu growth hacking. Sebagian orang tidak mengejar kekayaan yang levelnya tidak masuk akal. Tapi mereka menginginkan level kekayaan yang membuat hidup nyaman (misalnya Rp 80 juta per bulan) dan memiliki fleksibilitas berikut otonomi dalam hidup mereka. Mereka ingin bisa bangun kapan saja atau kerja tidak harus 9 jam sehari. Dan hal ini menurut saya adalah hal yang wajar dan patut didukung.
Forum Pembangun
Maka dari itu saya memutuskan untuk membuat forum Pembangun. Jadi orang-orang bisa berkumpul dan berdiskusi di sana. Nanti bakal ada kasus studi tentang bisnis bootstrap, misalnya tentang Pyimagesearch. Jadi orang-orang bisa mendapat gambaran bagaimana sih cara membuat bisnis bootstrap itu.
Di forum ini, orang-orang juga bisa mendapat arahan untuk mengembangkan keahlian untuk membangun bisnis bootstrap. Anda membutuhkan keahlian pemrograman, pemasaran, dan penjualan. Mungkin Anda juga butuh keahlian desain.
Ada orang yang jago marketing, tapi tidak punya keahlian pemrograman. Artinya dia tidak bisa bikin produk. Ada orang yang jago pemrograman, tapi tidak paham marketing. Artinya sedikit orang-orang yang bakal tahu tentang produk dia. Di forum ini, mereka bisa belajar hal-hal yang mereka butuhkan untuk menjadi pebisnis yang sukses.
Definisi Bisnis Swakarya
Di sini, kita mengasumsikan semua bisnis swakarya yang kita bahas itu membutuhkan keahlian pemrograman. Jadi orang jualan baju di Tokopedia atau Bukalapak itu secara teknis dapat disebut bisnis bootstrap. Tapi kita tidak akan mendiskusikan bisnis seperti itu di forum Pembangun. Kita kan pemrogram yang ingin berbisnis? π
Mari kita ambil contoh. Anggap Anda menjual buku-el (e-book) tentang dansa salsa. Itu bukan bisnis swakarya (untuk forum Pembangun). Tapi jika Anda membuat aplikasi seluler (mobile app) untuk belajar dansa salsa, itu baru bisnis swakarya.
Aplikasi itu sudah distop karena pengembangnya sibuk. Aplikasi itu (sayangnya) tidak menguntungkan. Aplikasi itu dibuat karena renjana mereka terhadap salsa begitu besar.
Tapi jika Anda mencoba untuk membuat aplikasi belajar dansa Salsa, saya akan membelinya! Saya adalah pedansa Salsa.
Jika Anda menjadi khawatir karena membaca bisnis swakarya seperti aplikasi salsa ini tidak menguntungkan, jangan khawatir. Masih banyak bisnis swakarya yang menguntungkan. Apakah membuat aplikasi dansa Salsa itu ide bagus atau tidak, saya tidak tahu pasti. Yang saya bisa lihat adalah model bisnis mereka itu penjualan satu kali. Tapi teknologi Android dan iOS berubah terus sehingga mereka harus memperbaharuinya sesekali. Terus harus hitung biaya server juga. Dugaan saya, mereka harusnya menggunakan bisnis langganan (bayar per bulan) supaya bisa mendapatkan untung keberlanjutan.
Ekonomi Kripto
Ekonomi apa? Kryptonite? Tentu saja bukan. Memangnya saya ini Lex Luthor? Saya kan sahabat Superman. Karena saya adalah Batman. Hahaha.
Maksud saya kripto. Crypto-economics. Jadi saya kan bangun komunitas. Jika komunitas ini menjadi ramai maka nilai komunitas ini bakal menjadi tinggi. Valuasi komunitas ini bisa jadi puluhan milyar Rupiah jika forum ini mendapat pengunjung yang banyak. Saya tidak mau saya saja yang menangkap semua nilai ini (capturing value). Saya ingin mereka yang menulis posting yang berkualitas, mereka yang memoderasi forum ini, mereka yang memberi umpan balik terhadap posting ini menangkap nilai juga.
Betul, mereka bakal mendapatkan reputasi di forum itu. Status mereka menjadi tinggi jika mereka aktif berkontribusi di forum Pembangun ini. Tapi status di forum tidak dapat mengisi perut. Dengan ekonomi-kripto, status mereka bisa dimonetasikan.
Jadi saya akan mengirimkan token ERC-20 kepada anggota awal. Dan juga kepada anggota yang bakal berkontribusi banyak ke forum ini. Jika forum Pembangun ini bakal jadi bernilai tinggi, maka token ini akan bernilai tinggi pula. Dan Anda bisa menjual token ini di Uniswap jika Anda sedang butuh uang. Dengan begitu, Anda mendapat kompensasi finansial juga.
Saya tidak mau forum ini jadi bernilai Rp 100 milyar, terus saya jual ke konglomerat, dan saya beli mobil Lamborghini dan vila di Labuan Bajo, sementara Anda cuma mendapatkan angka virtual di forum. Terus saya kasih penghargaan kepada Anda berupa kaos dengan logo Pembangun. Tidak lucu kan? Saya ingin Anda juga bisa mendapatkan kompensasi finansial yang tinggi atas kontribusi Anda di forum Pembangun ini.
Decentralized Autonomous Organization
Nama kerennya DAO. Selain faktor finansial, dengan token ERC-20, saya juga tidak dapat mencurangi Anda. Sekarang kontribusi Anda tercatat di basis data PostgreSQL, tapi saya kan bisa ubah data dari belakang. Dengan token ERC-20, ketika saya kirim token kepada Anda, yah saya tidak bisa tarik balik. Semua transaksi tercatat abadi di Ethereum.
Selain itu nanti saya juga mau mengadakan musyawarah untuk menentukan keputusan. Saya bisa bikin pemungutan suara di forum ini, tapi kan tidak transparan. Saya bisa mengubah angkanya dari belakang. Kalau pemungutan suaranya ada di smart contract, saya tidak bisa berlaku curang lagi.
Faktor decentralized ini bakal melindungi Anda jika saya berlaku jahat. Saya sih orang yang baik ya. Tapi kalau sudah mendapat kekuasaan, siapa yang tahu.
Anggota-anggota awal forum Pembangun bakal mendapatkan sejumlah token Pembangun. Jangan lupa isi alamat Ethereum kalian pada saat daftar. Setelah itu saya akan rilis token kepada mereka yang berkontribusi di forum ini. Saya akan melatih model klasifikasi teks dengan HuggingFace untuk membedakan posting yang bagus dan yang asal-asalan. Anda juga bisa memberikan tips kepada mereka yang menulis posting yang bagus. Dan saya tidak bisa mencegah Anda melakukan hal itu.
Persebaran tokennya seperti apa akan saya jelaskan lebih lanjut di forum. Apa yang saya akan lakukan dengan token ini bakal transparan. Kalian juga bisa memberi masukan kepada saya. Kalian ingin token ini menjadi lebih berharga? Kita bisa burn sebagian token ini.
Pada akhirnya, forum Pembangun ini akan hidup di decentralized storage seperti IPFS atau Swarm atau Storj dan kepemilikan saya hanya 20%. Pengaruh saya masih cukup besar tapi bukan mayoritas.
Saya ingin insentif kita sama arahnya. Anda memberi kontribusi besar kepada forum ini misalnya dengan membahas tentang kerangka pengembangan web Laravel dan cara membuat aplikasi SaaS dengannya. Imbalannya, Anda mendapat token yang banyak dari saya dan pengunjung forum lain. Anda bisa menjual token itu sebagian untuk membangun bisnis swakarya, misalnya bisnis seperti Pyimagesearch tapi untuk Laravel.
Mencari Jodoh di Komunitas
Pembaca yang budiman pasti tahu saya sedang mengembangkan aplikasi pencarian jodoh (dating) yang bernama SwanLove. Ia adalah pencarian jodoh berbasis Linkedin. Jadi Anda daftar di π¦’β€οΈ, terus verifikasi akun Linkedin Anda supaya saya tahu Anda yang punya akun Linkedin tersebut. Setelah itu, Anda bisa menyukai akun Linkedin seseorang, dan jika pemilik akun Linkedin tersebut menyukai Anda, saya akan kasih tahu kalian berdua.
Nah, ide ini berawal dari keluhan seorang perempuan yang mendapat pesan menggoda (flirting) dari seorang pria di Linkedin. Linkedin bukan tempat mencari jodoh, protes perempuan itu. Kalau mau cari jodoh, gunakan Tinder dan aplikasi sejenis lainnya, lanjut perempuan itu.
Kemudian saya mengingat pengalaman saya di mana saya pernah mendapat kencan (jalan berduaan) dengan perempuan dari Linkedin. Tapi tentu saja saya tidak mengirimkan pesan langsung-terus-terang-tanpa-basa-basi. Waktu itu ada urusan lain. Kemudian barulah urusannya terbelokkan menjadi urusan pribadi.
Jadi jika Linkedin adalah himpunan orang-orang profesional, kita bisa bagi menjadi dua, yaitu mereka yang tidak maudating dan mereka yang maudating. Dengan π¦’β€οΈ, saya berusaha memisahkan himpunan ini. Jadi orang yang mau cari pasangan di Linkedin tidak perlu mengganggu orang yang tidak mau dating. Begitu intinya.
Nah, mari kita pindah ke dunia nyata dari dunia maya. Anggap Anda adalah seorang pria yang tiga kali seminggu berlatih di gym. Kemudian Anda melihat seorang perempuan yang menarik dan berlatih secara rutin di gym tersebut. Anggap Anda masih lajang. Apa yang harus Anda lakukan? Haruskah Anda mendekati dia dan meminta nomor telepon atau akun Instagram dia atau surel dia atau akun TikTok dia supaya Anda bisa melakukan pendekatan romantis? Apakah boleh mendekati perempuan di gym? Kalau perempuan itu tidak mau dating, Anda bakal membuat dia menjadi tidak nyaman. Ada sebagian perempuan yang beranggapan gym adalah tempat berlatih bukan mencari jodoh. Tapi ada juga perempuan yang tidak punya masalah jika Anda mendekatinya (sepanjang Anda sopan).
Anggap ada himpunan perempuan yang berlatih di gym. Saya ingin memisahkan mereka ke grup yang terbuka terhadap dating dan grup yang jangan diganggu. Dengan begitu, Anda sebagai pria bisa mencari jodoh di gym tanpa mengganggu perempuan yang tidak mau diganggu.
Bayangkan, pengelola gym itu memasang aplikasi SwanLove (seperti GitLab atau WordPress). Iya, aplikasi pencarian jodoh internal gym. Anggap saja URL-nya https://fitnesslast.com/dating. Kemudian orang-orang yang ingin bergabung ke aplikasi ini harus daftar keanggotaan gym terlebih dahulu.
Anda bisa ganti gym dengan kelas yoga, kelompok bersepeda, kelompok pendaki gunung, kelompok main boardgame, kelompok pencinta museum. Mencari jodoh dengan minat yang sama adalah ide yang bagus.
Nah, kita kembali ke dunia maya. Saya tanya kepada Anda. Jika Anda adalah seorang pria, apakah boleh atau pantas mendekati / menggoda (flirting) perempuan di Twitter?
Banyak perempuan yang mengeluhkan banyaknya pesan godaan dari pria di kotak pesan Twitter mereka. Jadi boleh tidak flirting dengan perempuan di Twitter? Jawabannya tergantung. Kalau situasinya mendukung, kenapa tidak?
Pertanyaannya adalah bagaimana memisahkan perempuan yang tidak mau mendapat pesan flirting dengan perempuan yang terbuka terhadap pesan flirting?
Saya yakin pasti ada di antara kalian yang bakal menjawab seperti ini. Oh, pria itu harus membaca situasi untuk memutuskan apakah pantas mendekat perempuan di dunia maya maupun dunia nyata. Masalahnya tidak semua pria itu EQ-nya tinggi. Ada yang kesulitan membaca pesan-pesan yang halus dari interaksi sosial. Ada yang tidak dapat membaca body language. Lagipula, situasi ini terlalu bias terhadap pria yang terkenal karena social proof mereka sangat kuat.
Bagaimana seandainya ada cara untuk memisahkan mereka yang terbuka terhadap dating dan tidak? Bayangkan mereka yang terbuka terhadap dating, memasang tautan akun π¦’β€οΈ mereka, sehingga orang-orang yang tertarik secara romantis terhadap mereka bisa menyatakan “suka” di platform π¦’β€οΈ.
Nah, itulah yang saya ingin coba di forum Pembangun. Bayangkan di forum ini orang-orang sibuk berdiskusi tentang membangun bisnis swakarya. Lanjutkan pengandaian kita. Anggap ada pria yang namanya Budi. Dia sibuk membantu orang-orang di forum Pembangun. Dia juga menunjukkan bisnis swakarya dia sudah menghasilkan untung.
Nah, dia adalah pria lajang. Tapi jika dia membuka posting bahwa dia sedang mencari jodoh, posting itu akan merusak suasana forum Pembangun. Saya mungkin akan melarang akun dia. Orang-orang akan memarahi dia, “Di sini bukan tempat cari jodoh. Kalau mau cari jodoh, pakai Tinder.”
Nah, bayangkan dia pasang tautan akun π¦’β€οΈ di profil pengguna forum Pembangun. Kemudian ada perempuan bernama Susi yang sedang belajar cara membangun bisnis swakarya. Dia tertarik terhadap Budi yang sudah menunjukkan social proof yang sangat kuat. Jadi Susi melihat akun profil Budi dan mengirimkan “suka” terhadap Budi lewat platform π¦’β€οΈ.
Do you see where we’re going to?
Jadi ada bidang (field) π¦’β€οΈ di akun Pembangun ketika Anda daftar di sana. Anda bisa mengisinya jika Anda mau.
Bayangkan ada saluran untuk menyatakan rasa “suka” di setiap media sosial, misalnya Chess.com, Strava, GitHub, dll. Banyak orang yang suka mencari jodoh yang memiliki minat yang sama.
Saya tahu konsep profil publik dating ini punya masalah (rentan terhadap data harvesting). Saya sudah memikirkan masalah itu. Nanti ada level of trust. Jadi orang awam cuma tahu sebagian info dari Anda. Setelah Anda lebih percaya terhadap mereka, Anda bisa menunjukkan info lebih banyak. Mungkin sebelum mereka boleh tahu hobi Anda, Anda ajak main catur dulu di Chess.com sebagai social proof.
Oh ya, kalau Anda adalah perempuan lajang dan Anda tertarik terhadap saya, Anda bisa mengirimkan rasa “suka” di π¦’β€οΈ, aplikasi dating ciptaan saya. Saya ini masih lajang (single).
Besar harapan saya forum Pembangun ini akan menciptakan pengusaha bisnis swakarya. Pengusaha yang menciptakan peruntungannya tanpa bantuan VC. Saya ingin mendengar kisah sukses dari Anda. π€
Ingat motto kita: No VC, No Cry. Tak ada VC, Jangan Menangis.
Di Indonesia ini, kata founder sudah menjadi status sosial tersendiri. Nah, mari kita gunakan istilah lain untuk menggambarkan perjuangan kita. Gunakan kata: pembangun mandiri, atau pembangun singkatnya. Tidak suka bahasa Indonesia? Then use builder or maker or indie hacker.
Tapi Anda tetap tinggal di Indonesia. Bisa memangnya?
Jadi saya melihat sebuah tren perintis (startup). Perusahaan ini bersifat regional (misalnya Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur) dan mereka menghubungkan pemrogram-pemrogram di wilayah tersebut dengan perusahaan global (biasanya perusahaan di Amerika Serikat dan Eropa).
Andela (dulunya) fokus menghubungkan pemrogram di Afrika ke perusahaan global tapi sekarang mereka sudah menjadi lebih umum. Ontop fokus di wilayah Amerika Latin. Manara fokus di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Di halaman depan situs Manara, mereka menulis, “Why hire from Palestine?”
Salah satu premis bisnis mereka adalah perusahaan global (yang biasanya berada di Amerika Serikat dan Eropa) memiliki duit (dari VC misalnya) tapi mereka kekurangan tenaga kerja (pemrogram umumnya) untuk membangun produk digital. Di luar Amerika Serikat dan Eropa, banyak pemrogram yang berbakat dan membutuhkan pekerjaan. Jadi…. terciptalah pernikahan di surga (marriage in heaven).
Jadi apakah kita bisa bergaji level Silicon Valley tapi tinggal di Indonesia? Nah, perusahaan di Silicon Valley ada yang menyamaratakan level gaji di seluruh dunia, seperti Gumroad. Tapi ada juga yang menggunakan kota tempat Anda tinggal untuk penyesuaian gajinya, seperti Gitlab. Gaji Anda akan lebih rendah jika Anda memilih tinggal di Jakarta ketimbang misalnya tinggal di Singapura. Tapi bahkan dengan penyesuaian terhadap kota tempat tinggal pemrogram, gajinya masih sangat kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lokal. Pemrogram yang bukan senior saja bisa dapat USD 5 – 6 ribu per bulan.
Jadi jika Anda sedang mencari pekerjaan, Anda bisa mencoba jasa dari perusahaan-perusahaan yang sudah disebutkan di atas. Pastikan Anda bisa berbahasa Inggris dengan baik. Oh, tentu saja kemampuan pemrograman Anda juga harus baik.
Nah, apakah hal ini akan membuat pasar pemrogram di Indonesia makin ketat dan kering? Entahlah. Tergantung Anda memandang dari sudut pandang apa. Tergantung apa reaksi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Dari sekilas kita bisa bilang perusahaan Indonesia bakal makin susah menemukan pemrogram-pemrogram untuk membangun produk digital. Pemrogram yang bernama Zard misalnya mendapat tawaran pekerjaan dari perusahaan Kecap DiManaSaja dengan gaji Rp 20 juta, tapi perusahaan di Silicon Valley menawarkan dia Rp 50 juta. Menurut Anda, Zard seharusnya memilih tawaran yang mana?
Nah, perusahaan Kecap DiManaSaja punya pilihan untuk menaikkan tawarannya menjadi Rp 50 juta atau lebih. Perkara mereka mau atau bisa itu cerita lain. Mereka bisa saja memang tidak punya duit. Kemungkinan lainnya adalah bisa saja mereka punya duitnya tapi mereka pelit. Mereka pikir kalau bisa bayar pemrogram dengan murah, kenapa harus bayar mahal? Sebagian masih berpikir pemrogram itu bisa dikomoditasi. Berapa banyak lulusan bootcamp atau universitas tiap tahunnya? Masih banyak yang mau menerima pekerjaan pemrogram dengan gaji Rp 20 juta. Jadi tidak ada faedahnya membayar pemrogram Rp 50 juta.
Jadi seperti yang Anda lihat, semua tergantung dari perusahaan atau perintis di Indonesia. Lalu bagaimana dengan perusahaan yang tidak punya duit? Kan tidak adil bagi mereka untuk bersaing dengan perusahaan di Silicon Valley yang punya kantung yang dalam. Yah, mau bagaimana lagi. Dunia memang tidak adil. Sebenarnya ada beberapa cara untuk membujuk pemrogram untuk menerima tawaran misalnya dengan opsi saham yang murah hati. Tapi birokrasi pemberian opsi saham di Indonesia agak rumit. Makanya banyak perusahaan yang mendirikan badan di Singapura untuk mengatasi masalah ini.
Lalu bagaimana dengan mengumandangkan nasionalisme untuk membujuk pemrogram Indonesia untuk bekerja di perusahaan / perintis di Indonesia? Entahlah apakah itu bisa bekerja dengan baik. Masalahnya kita hidup di jaman globalisasi. Bahkan unicorn seperti Gojek atau Tokopedia, sebagian (entah besar atau kecil) kepemilikan perusahaan tersebut dimiliki pihak asing. Lagipula tergantung bagaimana cara Anda mendefinisikan nasionalisme itu, menerima gaji lebih tinggi (Rp 50 juta di contoh di atas) itu mungkin lebih nasionalis karena Anda (harap-harapnya) bakal membelanjakan uang itu di Indonesia karena Anda tinggal di Indonesia. Semakin banyak Anda menghabiskan gaji Anda di Indonesia, PDB (GDP) Indonesia bakal meningkat. Selain itu mungkin produk digital di perusahaan di Silicon Valley tempat Anda bekerja bakal memberi efek positif yang jauh lebih besar ke dunia (termasuk Indonesia). Misalnya mereka membuat produk perlindungan privasi.
Jadi seperti yang Anda lihat, masalah nasionalisme dan efek positif itu adalah masalah yang pelik. Selain itu, kiamat tidak akan terjadi. Jangan Anda pikir bahwa setelah artikel ini dirilis, semua pemrogram se-Nusantara memutuskan bekerja di perusahaan di Amerika Serikat dan Eropa dan akhirnya semua perintis di Indonesia gulung tikar karena tidak ada pemrogram-pemrogram yang mau bekerja dengan mereka. Pertama, sebagian besar pemrogram Indonesia tidak bakal tahu ada pilihan untuk bekerja di perusahaan luar (blog ini tidaklah terlalu populer). Kedua, sebagian besar pemrogram Indonesia tidak dapat berbahasa Inggris dengan lancar. Ketiga, sebagian besar pemrogram Indonesia kemampuan teknisnya masih kurang. Keempat, mereka masih lebih nyaman bekerja di perusahaan di Indonesia. Kelima, planet Mars yang menaungi negara Indonesia sedang berada di posisi terdekat dengan matahari sehingga nasib perintis-perintis Indonesia masih bagus. Aura mereka masih cemerlang sehingga masih bisa menarik banyak pemrogram Indonesia untuk bekerja di tempat mereka. Hal ini bakal tetap berlaku sampai 10 tahun ke depan. Untuk alasan terakhir ini, saya bercanda. π
Lagipula kekayaan itu bukan permainan dengan jumlah nol (wealth is not a zero-sum game). Pemrogram dengan gaji Silicon Valley suatu hari kan mungkin bakal buka bisnis. Entah bisnis beternak lele, atau bikin perintis. Jadi kita tidak perlu cemas dengan pemrogram-pemrogram yang memutuskan untuk bekerja di perusahaan luar ketimbang bekerja di perusahaan dalam negeri karena gaji yang besar. Kita, sebagai masyarakat secara kolektif, tetap bakal diuntungkan dengan fenomena ini.
Dari sisi koin lainnya perusahaan di Indonesia bisa mempekerjakan orang-orang dari seluruh dunia kan. Oh, jangan Anda pikir semua perusahaan di Indonesia itu miskin. Perusahaan Gojek itu valuasinya lebih tinggi daripada Gitlab atau Gumroad. Apalagi kalau sampai bergabung dengan Tokopedia π. Saya juga sudah tahu gaji sebagian pemrogram di Gojek. Dan gajinya π₯π₯π₯. Sangat kompetitif jika Anda bandingkan dengan perusahaan luar. Kan saya pencipta PredictSalary. Adalah jalan ninja saya untuk tahu gaji-gaji orang.
Sebenarnya saya sudah pernah lihat perusahaan seperti Tiket.com mau mendatangkan karyawan dari luar. Mereka ada duitnya. Cuma apakah mereka terbuka terhadap budaya kerja jarak jauh (remote), entahlah. Mereka “lebih suka” mendatangkan orang dari luar untuk bekerja di Jakarta. Yang saya dengar dari karyawan yang bekerja di unicorn atau perusahaan besar (tidak harus Gojek atau Tiket.com) adalah manajemen mau mereka balik bekerja di kantor setelah keadaan “aman“. Tapi opsi bagi mereka untuk mempekerjakan pemrogram-pemrogram yang berbakat dari seluruh dunia selalu terbuka.
Efek seperti apakah yang bakal terjadi beberapa tahun ke depan saya tidak tahu. Ketika mahasiswa lulus di universitas di Indonesia, dia bisa melamar pekerjaan ke seluruh dunia tanpa meninggalkan Indonesia. Tapi persaingainnya juga berdarah-darah karena dia harus bersaing dengan pemrogram-pemrogram yang berbakat dan pekerja keras dari India, Ukraina, Argentina, dan lain-lain. It’s a brave new world.
Nah, situasi ini bisa juga menjadi peluang bagi Anda yang ingin membuat perintis dengan nada yang serupa. Jika Manara fokus terhadap wilaya Timur Tengah dan Afrika Utara, Anda bisa fokus ke Indonesia atau Asia Tenggara. Salah satu nilai yang dapat Anda berikan adalah proses pemeriksaan (vetting) keahlian pemrogram. Hal itu luar biasa sulitnya. Tapi tidak ada hal yang berharga tanpa kesulitan kan? Atau ada? π€
Arti dari kata bootstrapper adalah orang yang melakukan bisnis dengan sumber dayanya sendiri. Hal ini berbeda dengan perintis (startup) yang didanai oleh pemodal ventura (VC).
Istilah indie lebih terkenal di bidang musik. Musisi indie itu maksudnya musisi yang tidak berada di bawah label musik yang besar. Dengan analogi itu, indie hacker bisa diartikan sebagai pemrogram yang tidak berada di bawah naungan perusahaan yang besar.
Tapi di sini saya ingin memisahkan bisnis swakarya dengan bisnis jasa / konsultasi (software house). Saya memasukkan unsur produk di bisnis swakarya ini. Artinya bisnis swakarya ini mesti mendapatkan penghasilan dari produk bukan dari jasa. Hal ini berbeda dengan software house yang mendapatkan penghasilan dari mengembangkan produk peranti lunak untuk klien.
Contoh bisnis swakarya itu seperti SaaS (Software-as-a-Service), penjualan aplikasi seluler (mobile app) di App Store atau Google Play Store, dan lain-lain.
Sebagai orang Indonesia, saya merasa kategori bisnis swakarya ini tidak populer. Pemrogram yang mau jadi pengusaha biasanya memilih mendirikan software house atau perintis yang didanai oleh pemodal ventura. Entah mereka kurang tahu atau tidak punya teladan. Mungkin juga pebisnis swakarya ini jarang diliput oleh media massa sehingga kurang populer. Bandingkan dengan perintis yang punya media massa yang khusus meliput dunia perintis seperti Deal Street Asia dan Techinasia.
Saya akan memperbaharui daftar ini secara berkala. Jadi kalian bisa tandai (bookmark) artikel ini.