Categories
confidence

Menghindari Komoditasi Sebagai Pemrogram

Komoditasi (proses membuat jasa atau barang menjadi komoditas) adalah salah satu nasib kejam (tragedi) yang bisa terjadi terhadap pemrogram. Pemrogram kehilangan keunikannya. Pemrogram menjadi barang lego yang bisa diganti dengan gampang. Oh ya, komoditasi itu adalah kata yang saya ciptakan sendiri. Kata itu tidak terdapat di kamus besar bahasa Indonesia. Haha.

Mari saya jelaskan lebih lanjut tentang proses komoditasi. Barang yang sudah jatuh ke proses komoditasi menjadi komoditi. Artinya barang/jasa yang satu dengan barang/jasa yang lain tidak ada bedanya. Kalaupun ada perbedaannya, perbedaannya tidak terlalu besar. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa semakin banyak komoditi yang kita miliki, semakin baik. 10 komoditas A lebih baik daripada 5 komoditas A karena 10 itu jumlahnya lebih besar daripada 5. Contoh komoditas misalnya beras, jagung, kopi. 10 kg beras lebih bagus daripada 5 kg beras. Nah, barang yang bukan komoditas itu misalnya lukisan. 1 lukisan Mona Lisa tidak dapat dibandingkan dengan 10 lukisan dari pelukis lain. Jadi 10 lukisan belum tentu lebih baik daripada 1 lukisan Mona Lisa.

Nah, kita ambil contohnya komoditas di bidang jasa. Pekerjaan apa yang termasuk komoditas? Misalnya buruh pabrik, sopir mobil, pengemudi ojek, asisten rumah tangga. Artinya perusahaan A yang mempekerjakan 20 sopir mobil itu lebih besar kuasanya daripada perusahaan B yang mempekerjakan 5 sopir mobil. Seorang sopir mobil bisa dipertukarkan dengan sopir mobil yang lain. Mungkin sopir mobil yang baru butuh penyesuaian. Misalnya dia harus mempelajari trayek baru. Sepanjang dia bisa mengemudi dengan baik, dia bisa menggantikan sopir lama dalam waktu singkat. Sopir pribadi tidak memiliki keahlian spesial yang susah diduplikasi oleh sopir lain. Akibatnya harga jasa mereka mendekati UMR (Upah Minimum Regional). Karena jika sopir mobil itu menaikkan harga jasanya, misalnya dari Rp 4 juta per bulan menjadi Rp 12 juta per bulan, maka pemberi kerja itu akan menggantinya dengan sopir lain yang harga jasanya Rp 4 juta per bulan atau lebih rendah (dengan asumsi UMR misalnya Rp 3,5 juta). Keahlian menjadi sopir pribadi itu bisa dipelajari dengan cepat. Mungkin ada cara untuk menjadi sopir pribadi dengan gaji tinggi, misalnya pemberi kerja itu adalah konglomerat dan menyukai sopir pribadinya karena dia jujur, ramah dan setia. Bisa saja sopir pribadi itu digaji Rp 30 juta per bulan. Tapi ini adalah pengecualian.

Nah, sebelumnya saya ingin bilang bahwa pekerja yang jasanya gampang dikomoditasi berhak mendapatkan perlakuan yang hormat dan manusiawi. Kita harus selalu bersikap sopan terhadap pekerja-pekerja seperti buruh pabrik, sopir, pengemudi ojek, asisten rumah tangga, dan pekerja lainnya.

Terus mari kita cari contoh pekerjaan yang susah dikomoditasi. Contoh: dokter, pengacara, penyanyi. Taruhlah ada 2 rumah sakit, A dan B. Rumah sakit A punya 100 dokter umum. Rumah sakit B punya 10 dokter umum dan 1 dokter spesialis paru-paru. Nah, paru-paru Anda sedang bermasalah. Rumah sakit mana yang akan Anda kunjungi? Bayangkan Anda mendapat penawaran dari rumah sakit A: bayar Rp 1 juta, Anda akan mendapat konsultasi dengan 5 dokter umum sekaligus dalam waktu 1 jam. Di rumah sakit B, penawarannya seperti ini: bayar Rp 2 juta, Anda akan mendapat konsultasi dengan 1 dokter spesialis paru-paru. Manakah yang Anda akan pilih? Anda tidak dapat menggantikan 1 dokter spesialis paru-paru dengan 20 dokter umum.

Contoh lain yang saya suka kutip adalah pengarang buku Harry Potter, yaitu J. K. Rowling. Kekayaannya mencapai trilyunan Rupiah. Sebagian besar kekayaannya berasal dari menulis buku. Nah, anggap saya adalah pengusaha. Saya ingin mempekerjakan seratus penulis untuk menulis buku yang sama lakunya dengan Harry Potter. Apakah rencana saya akan berhasil menurut kalian? Nah, kita bisa bilang keahlian menulis J. K. Rowling tidak dapat dikomoditasi. Kita tidak dapat menggantikan 1 penulis seperti J. K. Rowling dengan seribu penulis lainnya.

Nah, bagaimana dengan pemrogram? Apakah pemrogram adalah jenis pekerja yang gampang dikomoditasi seperti buruh pabrik? Apakah perusahaan A yang memiliki 100 pemrogram sudah pasti lebih besar kuasanya atau besar kemungkinannya untuk sukses daripada perusahaan B yang cuma memiliki 10 pemrogram? Apakah menambahkan pemrogram sebanyak mungkin ke dalam perusahaan adalah resep pasti untuk menjadi sukses?

Anggap komoditasi itu adalah spektrum, dari 1 sampai 10. Buruh pabrik, sopir, asisten rumah tangga berada di angka 1 (paling gampang dikomoditasi). Di ujung ekstrim berlawanan, J. K. Rowling berada di angka 10 (mustahil dikomoditasi). Nah, pemrogram itu berada di angka berapa? Jawabannya tergantung. Seperti dokter. Dokter spesialis paru-paru mungkin berada di angka 7 atau 8. Dokter umum mungkin berada di angka 4 atau 5.

Anda sebagai pemrogram (atau sebagai pekerja bidang lainnya) mungkin tidak bakal bisa berada di angka 10. Tapi setidaknya jangan berada di angka bawah, seperti 1, 2, atau 3. Beradalah di angka setinggi mungkin, misalnya 5, 6, 7. Bahkan 5 pun sudah cukup baik dan aman.

Nah, di dunia pemrograman atau perintis, sebagian manajer atau bos berpikir pemrogram-pemrogram itu gampang dikomoditasi seperti buruh pabrik. Kata-kata yang sering saya dengar, “I want to build an army of engineers.” Mereka punya hasrat untuk membuat pemrogram seperti keping lego yang bisa dipertukarkan dengan keping lego yang lain. Mereka berpikir untuk resep membuat perintis yang sukses adalah sebanyak mungkin pemrogram.

Mereka juga berpikir kontribusi dari seorang pemrogram itu nilainya kurang lebih sama dengan pemrogram lainnya. Jadi jika proyek ini sedang dikerjakan oleh dua pemrogram dan membutuhkan waktu 2 bulan untuk selesai, maka manajer yang suka mengkomoditasi pemrogram mungkin berpikir akan menerjunkan 20 pemrogram sehingga proyeknya bisa selesai dalam 3 hari.

Level 1

Pemrogram yang gampang terkomoditasi pekerjaannya gampang diambil oleh pihak lain. Mereka memiliki daya tawar yang lemah ke manajemen. Kekuasaan mereka kecil. Gaji mereka bisa ditekan. Seperti buruh pabrik yang nasibnya mengenaskan, mereka rentan mendapat perlakuan yang merendahkan. Rasa hormat? Lupakan.

Nah, saya ingin ingatkan bahwa pemrogram yang paling terkomoditasi itu nasibnya tetap lebih baik daripada buruh pabrik. Sejelek-jeleknya nasib pemrogram, masih lebih jelek nasib buruh pabrik.

Bagaimana cara mencegah komoditasi?

Anda ingin tahu kenapa profesi dokter itu adalah salah satu profesi yang susah dikomoditasi? Jumlahnya dibatasi dan diregulasi. Kita tidak dapat membuat bootcamp untuk menghasilkan dokter dalam 4 bulan. Tapi lain halnya dengan pemrogram. Banyak orang yang berpikir harga jasa pemrogram sudah terlalu mahal di Jakarta. Maka mereka berharap bootcamp dapat menghasilan tenaga kerja pemrogram dengan lebih cepat sehingga jumlah pemrogram semakin banyak di pasaran yang mengakibatkan harga jasa pemrogram bisa menjadi murah. Selain itu, strategi mereka adalah mencari pemrogram di kota lain dengan harga jasa yang lebih murah, misalnya Yogyakarta.

Nah, tapi dokter dan perekayasa peranti lunak adalah dua profesi yang berbeda. Profesi dokter itu jauh lebih tua daripada profesi pemrogram. Dokter juga berhubungan dengan kesehatan dan nyawa manusia. Di lain pihak, apa yang pemrogram lakukan? Membuat sistem optimalisasi klik iklan, membuat sistem manajemen barang di gudang, membuat situs niaga-el (e-commerce). 🤪

Tapi zaman sudah mulai berubah. Apa yang dibuat oleh pemrogram sudah mulai berdampak terhadap nyawa manusia misalnya peranti lunak di mobil swakemudi (self-driving car). Jika tidak ada hubungan dengan nyawa manusia, peranti lunak sudah berdampat sangat besar terhadap kehidupan manusia misalnya Facebook yang bisa mempengaruhi pilihan politik orang. Ada yang berargumentasi saatnya profesi pemrogram diregulasi sehingga meminimalkan pelanggaran etika.

Tapi sementara ini kenyataannya profesi pemrogram tidak diregulasi sehingga jumlahnya tidak diatur. Selain tidak ada regulasi, ada hal yang membuat pemrogram itu bisa dikomoditasi. Teknologi. Dalam hal ini, peranti lunak adalah hal yang mengkomoditasi pemrogram. Misalnya, pada tahun 2003, Anda masih bisa mendapat proyek untuk membuat situs pribadi atau blog dengan bayaran mahal. Tapi sekarang (tahun 2020) hal itu sudah susah dilakukan karena WordPress dan situs Wix mengkomoditasi blog dan situs pribadi. Tidak ada yang mau bayar mahal untuk membuat blog karena mereka tinggal memakai WordPress. Pengecualian mungkin jika Anda bisa memberi nilai tambah misalnya mendesain situs WordPress secantik Stripe.

Level 2

Nah, dari dua hal ini kita bisa lihat pemrogram mana yang paling gampang dikomoditasi: pemrogram yang membuat situs WordPress dan memiliki kemampuan pemrograman web dasar. Yang saya maksudkan dengan pemrograman web dasar itu adalah mendesain halaman web dengan HTML + CSS dengan sedikit JavaScript. Jika di bagian peladen (backend), bisa membuat aplikasi web dasar dengan kerangka pengembangan web seperti Laravel, Ruby on Rails, Django.

Lulusan universitas, lulusan bootcamp, mereka yang baru belajar pemrograman dasar di platform populer seperti web, berada di angka 2.

Level 3

Satu atau dua tahun bekerja, pemrogram akan menjadi pemrogram junior. Mereka punya pengalaman bekerja walaupun sedikit. Mereka pernah dibimbing oleh pemrogram senior. Mereka belajar Git, menulis tes, tahu caranya berkomunikasi dengan Manajer Produk (Product Manager).

Level 4

Jika mereka meningkatkan ilmu pemrogramannya, mereka bisa naik ke angka 4. Kita bisa sebut pemrogram ini sebagai pemrogram senior. Jika dibandingkan dengan pemrogram junior, mereka memiliki beberapa kemampuan lainnya misalnya mengerti bagaimana cara menghindari masalah N+1 query, keamanan siber, mencari tahu di mana di aplikasi web bisa dipasang kode untuk meningkatkan kecepatan, mengintegrasikan pengiriman surel dengan perantara pesan seperti RabbitMQ, memasang sistem tembolok seperti Redis, memasang kode tes, dan lain-lain.

Level 5

Di level ini Anda baru cukup aman dari proses komoditasi. “Cukup aman”, tapi tidak “benar-benar aman”. Di level ini, pemrogram mendapatkan posisi Manajer Teknik (Engineering Manager / EM) di jalur manajemen atau Insinyur Utama (Principal Engineer) di jalur teknik. Biasanya pemrogram butuh waktu 8 – 12 tahun untuk mencapai posisi ini. Anda tidak dapat menghasilkan Engineering Manager atau Principal Manager dengan bootcamp dengan waktu cuma 4 bulan misalnya. Butuh jam terbang tinggi untuk mencapai posisi ini.

Engineering Manager mesti memiliki kemampuan manajemen, keahlian berhubungan dengan orang (people skill), kemampuan teknik yang cukup. Dia mesti membagi tugas dan tekanan terhadap timnya. Dia mesti menjadi mentor bagi pemrogram yang masih hijau. Dia mesti menggali informasi dari pemrogram-pemrogram di timnya dengan pertemuan satu-satu (one-on-one).

Principal Engineer memiliki kemampuan teknis yang mendalam, misalnya tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat situs niaga-el (e-commerce) tahan banting pada hari belanja daring nasional yang menyebabkan keramaian memuncak. Apakah dia menggunakan teknik MySQL sharding? Apakah menggunakan basis data yang terpisah? Dia juga tahu cara mengkonfigurasi Java Virtual Machine untuk melakukan garbage collection dengan cara yang berbeda.

Level 6

Ini adalah posisi manajer level atas (eksekutif) seperti Wakil Presiden Teknik (Vice President of Engineering) atau guru teknologi seperti Pejabat Utama Teknologi (Chief Technology Officer). Nah di sini saya mengasumsikan dua posisi ini posisi profesional. Jadi CTO yah CTO profesional bukan CTO pendiri (founder). Waktu yang perlu dicapai untuk mencapai posisi ini kurang lebih sama dengan level sebelumnya. 10 tahun. Mungkin belasan tahun. Ada yang beruntung bisa mencapai posisi ini di bawah 10 tahun. Tanggung jawab mereka mirip-mirip dengan level sebelumnya. VP of Engineering padanannya adalah Engineering Manager. CTO padanannya adalah Principal Engineer / Distinguished Engineer. Mereka yang berada di posisi ini biasanya berada di posisi yang diinginkan (desirable). Mereka tidak melamar untuk posisi ini. Mereka dicari oleh perekrut.

Level 7 – Level 8

Anda bisa menggunakan berbagai strategi untuk semakin mengecilkan kemungkinan Anda untuk dikomoditasikan.

Teknologi baru

Teknologi membuat pemrogram dikomoditasi. Tapi teknologi butuh waktu untuk mengkomoditasi pemrogram. Pemrogram bisa memanfaatkan teknologi yang masih baru untuk membuat dia menjadi sangat spesial (susah dikomoditasi).

Artikel blog ini ditulis bulan September 2020. Jika Anda baca blog ini di tahun 2027, mungkin teknologi baru yang saya sebutkan ini tidak baru lagi.

Contoh teknologi baru: teknologi swa-kemudi (self-driving), Deep Learning, blockchain, Kubernetes, Svelte, Jamstack.

Tapi hati-hati, kadang teknologi baru memang membuat Anda menjadi unik tapi Anda tidak bisa memonetasi teknologi baru ini karena satu dan lain hal.

Contoh: saya. Beberapa tahun lalu saya belajar ilmu mobil swakemudi (self-driving car) dan robotik dari Udacity.

Sertifikat Nanodegree SDC dan robotik
Sertifikat Nanodegree SDC dan Robotik dari Udacity

Keahlian ini membuat saya SULIT dikomoditasi. Berapa banyak orang yang memiliki kemampuan teknologi swakemudi dan robotik yang Anda tahu di Indonesia? Anda tidak bisa mencari orang yang memiliki kemampuan ini dalam waktu cepat.

Di lain pihak, saya tidak bisa memonetasikan keahlian swakemudi dan robotik. Mana ada perusahaan mobil swakemudi dan robotik di Indonesia? Perusahaan robotik mungkin ada di Indonesia. Tapi perusahaan robotik yang memiliki nilai utama di peranti lunak mungkin sangat jarang. Hampir tidak ada (kalaupun ada).

Tapi di dua kursus ini saya belajar teknologi Deep Learning yang akhirnya saya bisa pakai untuk membuat PredictSalary. Selain itu saya juga suka hal-hal yang berhubungan dengan robot. Kalaupun ilmu ini tidak bisa menghasilkan uang, saya anggap hal itu sebagai pengayaan intelektual. Tapi Anda harus berhati-hati dalam memilih teknologi baru mana yang ingin Anda tekuni jika uang adalah motivasi Anda.

Misalnya, Anda mendalami ilmu energi nuklir. Saya jamin Anda akan menjadi orang super spesial. Dalam hidup saya, saya baru bertemu dengan satu orang yang berhubungan dengan nuklir (dia mengambil jurusan energi nuklir tapi akhirnya berhenti kuliah). Tapi Anda tidak dapat memonetasi keahlian energi nuklir di Indonesia. Pilihan yang aman (menurut saya): Deep Learning, Blockchain, Kubernetes, Jamstack.

Tambahan Nilai (Added Value)

Anggap Anda diterima kerja sebagai pemrogram JavaScript di perusahaan manajemen gudang. Di Indonesia ini ada bootcamp yang menelurkan puluhan pemrogram JavaScript yang bersiap untuk menggantikan Anda. Tentu saja Anda harus meningkatkan kemampuan Anda dari level 2 menjadi level yang lebih tinggi. Tapi ada hal yang Anda dapat lakukan juga untuk membuat Anda susah diganti, yaitu pengetahuan domain misalnya ilmu rantai pasokan (supply chain) karena perusahaan Anda adalah perusahaan manajemen gudang. Pemrogram JavaScript lulusan bootcamp tidak serta merta dapat menggantikan Anda karena dia masih butuh waktu untuk belajar tentang ilmu rantai pasokan. Setahu saya belum ada bootcamp yang mengajari ilmu rantai pasokan.

Selain pengetahuan domain, Anda dapat juga belajar berpolitik. Anda bisa “bersahabat” dengan manajemen sehingga posisi Anda menjadi aman di perusahaan. Jika Anda dekat dengan “penguasa”, maka posisi Anda bisa menjadi lebih aman (tapi tidak ada jaminan).

Generalis

Spesialis seperti pemrogram iOS, atau pemrogram peladen (backend engineer) memang susah dicari orangnya. Peradaban manusia dibangun di atas spesialisasi, kata mereka. Makanya ada yang jadi dokter, petani, pengacara, pesepakbola, pemain Mobile Legends. Tapi dengan menggabungkan beberapa keahlian (tapi tidak dalam), Anda bisa memberi nilai yang lebih tinggi daripada jumlah nilai dari hal-hal yang Anda gabungkan itu. Hal ini membuat Anda susah dikomoditasi.

Misalnya saya adalah seorang generalis. Saya memiliki kemampuan Deep Learning, kemampuan mengumpulkan data dari web dengan Python (data engineering), pemrograman tampak muka JavaScript (dan TypeScript), pemrograman peladen dengan Django. Empat kemampuan yang berbeda itu saya gunakan untuk membuat PredictSalary. Artinya orang yang ingin bersaing dengan saya harus mencari satu pemrogram Deep Learning, satu pemrogram Python, satu pemrogram JavaScript, satu pemrogram Django. Yah mungkin pemrogram Python dan pemrogram Django bisa ditemukan di satu orang. Jadi minimal orang harus mencari 3 pemrogram yang berbeda untuk membuat klon PredictSalary. Hal ini mengasumsikan salah satu dari mereka bisa menjadi manajer produk (product manager) yang merumuskan seperti apa produk prediksi gaji itu. Jika tidak, tambahkan 1 orang lagi.

Kemampuan Deep Learning saya tidak dalam. Pemrogram Deep Learning di yunikon seperti Gojek/Tokopedia/Bukalapak/Traveloka dapat mengalahkan saya dengan mudah. Kemampuan JavaScript (dan TypeScript) saya juga tidak spesial. Masih banyak orang yang bisa menulis JavaScript (dan TypeScript) dengan lebih baik daripada saya. Kemampuan Python saya cukup dalam (saya sudah berkontribusi ke proyek Python sendiri). Kemampuan Django saya lumayan saja. Tapi kombinasi dari 4 kemampuan yang berbeda itu membuat saya sangat sulit dikomoditasi.

Seniman

Seniman itu unik. Tiap ciptaan mereka selalu berbeda dan segar. Setelah ciptaan itu terbentuk, memang produknya bisa diindustrialisasikan dan menjadi tidak unik lagi. Jika Anda menggabungkan kemampuan pemrograman dengan kreativitas, Anda dapat menciptakan karya digital yang unik. Anda bukan cuma menjadi pemrogram. Anda menjadi seorang seniman.

Salvatore Sanfilippo, membuat aplikasi Redis. Anda mungkin berpikir Redis adalah hal yang biasa di tahun 2020 ini. Tapi sepuluh tahun lalu, Redis adalah hal yang unik dan memberi nilai yang tinggi ke ekosistem peranti lunak.

Pembuat Redis berkata, dia lebih baik diingat sebagai seniman yang buruk ketimbang pemrogram yang baik. Salvatore adalah pemrogram yang jago. Butuh keahlian yang tinggi untuk membuat aplikasi seperti Redis itu. Tapi dengan kreativitas dia, dia mengabadikan dirinya sebagai seniman yang menciptakan Redis.

Saya mengambil pendekatan ini untuk menghindari nasib kejam komoditasi. PredictSalary bukanlah satu-satunya aplikasi yang memprediksi gaji. Ada beberapa yang sudah muncul seperti Salary Seeker, YouWorth, dan Salary Inspector. Tapi (setahu saya dan saya bisa salah) PredictSalary adalah satu-satunya aplikasi prediksi gaji dengan Deep Learning yang dibungkus sebagai pengaya perambah. Aplikasi prediksi gaji yang sudah saya sebutkan itu tidak ada yang menggunakan Deep Learning.

Menjadi seniman itu gampang-gampang susah karena Anda harus menciptakan aplikasi yang benar-benar baru. Anda tidak dapat mengekori orang. Tapi hati-hati juga terhadap pendekatan ini. Ada perkataan: seniman yang kelaparan. Jangan sampai Anda menjadi terlalu kreatif sehingga Anda melupakan faktor uang. Seorang seniman memang jiwanya tidak terbelenggu oleh uang tapi raganya membutuhkan makan dan minum. Tapi jika seniman terlalu fokus terhadap uang, maka jiwanya akan terbelenggu oleh materi. Kreativitas akan mati. Anda harus mencari titik keseimbangan antara uang dan kreativitas.

Penjenamaan (Branding)

Kemampuan Anda biasa-biasa saja. Tapi dengan trik pemasaran, Anda bisa membuat diri Anda terlihat seperti dewa. Jenama membuat produk yang biasa-biasa saja mengalahkan produk dengan kualitas yang lebih baik.

Bagaimana cara melakukan penjenamaan? Dengan menulis blog seperti saya, rajin berkirim konten di media sosial seperti Twitter dan Linkedin, dan lain-lain. Blog ini bisa menjadi medium bagi saya untuk menggiring narasi. Sedikit-sedikit saya bisa menyusupkan propaganda bahwa saya adalah orang hebat. Ketika Anda membaca blog ini, tanpa sadar pesan-pesan tentang kehebatan saya sudah masuk ke alam bawah sadar Anda. Anda tidak sadar kan? 😂

Sepatu dengan kualitas sama bisa berbeda nasib di pasar ketika memiliki jenama yang berbeda. Jadi perbaiki jenama Anda dengan pemasaran sehingga pemrogram-pemrogram dengan kualitas yang sama akan susah mengganggu Anda di pasar.

Level 9

PhD Ganda

PhD di sini bukan berarti gelar akademis tapi merupakan simbol dari spesialisasi atas suatu bidang. Artinya Anda memerlukan spesialisasi di dua bidang yang berbeda. Ini berbeda dengan generalis yang tidak mendalami bidang manapun. Generalis hanya belajar secukupnya saja.

Istilah PhD Ganda (dual PhD) ini berasal dari artikel Techcrunch. Ada beberapa masalah yang hanya bisa diselesaikan dengan spesialisasi di dua bidang, misalnya mata uang kripto dan finansial, biologi dan kecerdasan buatan, mobil (robot) dan perencanaan urban, arsitektur dan ilmu komputer.

Jika Anda memiliki spesialisasi di dua bidang, maka Anda tak terkalahkan (dengan asumsi dua bidang itu penting bagi masyarakat). Misalnya Anda kuliah kedokteran dan mendalami kecerdasan buatan (Deep Learning, Tensorflow, Pytorch, kalkulus, aljabar linear, ilmu komputer, dan lain-lain). Dengan dua spesialisasi ini, Anda bisa mendirikan perintis di bidang kesehatan dan kecerdasan buatan. Adalah hampir mustahil untuk menggantikan Anda.

Bagaimana jika kita mencari seorang dokter dan seorang ahli kecerdasan buatan untuk menggantikan Anda? Seseorang dengan spesialisasi di dua bidang (dokter dan ahli kecerdasan buatan) akan mengalahkan tim yang terdiri dari 1 dokter dan 1 ahli kecerdasan buatan. Kenapa? Karena di tim tersebuat bakal terjadi kesalahan translasi antara seorang dokter dan seorang ahli kecerdasan buatan. Komunikasi mereka tidak akan sesempurna komunikasi di dalam diri Anda. Anda tahu batas-batas dari kecerdasan buatan dan hal-hal yang di luar kewajaran di dunia kedokteran. Sementara mereka kadang-kadang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan hal-hal tersebut. Ketika ahli kecerdasan buatan bilang hal A tidak mungkin, bagaimana dokter tahu ahli kecerdasan buatan itu bohong atau jujur tapi bodoh atau memang benar?

Anda kemungkinan besar butuh belasan tahun untuk mendapatkan spesialisasi di dua bidang. Tapi hasilnya sepadan.

Level 10

Ini adalah level J. K. Rowling, dan pemrogram level dewa seperti Linus Torvalds. Linus Torvalds mampu menciptakan sistem operasi Linux dan aplikasi pengatur versi Git. Dua peranti lunak ini digunakan oleh jutaan pemrogram. Berapa banyak orang yang bisa mencapai prestasi Linus Torvalds? Dapatkah kita menggantikan Linus Torvalds dengan 100 lulusan ilmu komputer dari universitas atau bootcamp? Tentu saja tidak. Tapi menjadi Linus Torvalds itu luar biasa susahnya. Sekali lagi, untuk menghindari komoditasi kita tidak perlu menjadi sebegitu spesialnya seperti Linus Torvalds.

Kesimpulan

Sekarang saya berada di level 6 atau 7. Saya tidak berambisi untuk berada di level 9 atau 10. Target saya cukup berada di level 8 dalam beberapa tahun ke depan. Strategi saya seperti yang sudah saya sebutkan: penjenamaan, generalis, seniman.

Bagaimana dengan Anda? Jangan sampai Anda gampang dikomoditasi. Tingkatkan level Anda sebisa mungkin. Level 5 pun sudah cukup baik sebenarnya. Dengan naik level, Anda semakin menghindari takdir hidup pemrogram yang kejam.