Categories
pemrogram startup

Engineer Indonesia vs Engineer India

Sebelumnya saya harus minta maaf dulu karena judul artikel ini nginggris. Tapi jika saya memakai bahasa Indonesia yang baku dan benar, maka judulnya jadi aneh. Perekayasa Peranti Lunak Indonesia vs Perekayasa Peranti Lunak India. Insinyur Indonesia vs Insinyur India. Pemrogram Indonesia vs Pemrogram India. Tidak ada yang cocok. SEO artikel ini juga bakal jadi jelek. 😜

Jadi maafkanlah saya, Ibu Pertiwi. 🙏

Topik ini adalah topik yang panas di komunitas engineer Indonesia dan dunia perintis. Dunia perintis Indonesia tergantung terhadap engineer-engineer Indonesia. Misalnya, Gojek.

https://the-ken.com/story/gojeks-indian-engine-got-it-to-10-billion-now-it-wants-to-change-it/
https://the-ken.com/story/gojeks-indian-engine-got-it-to-10-billion-now-it-wants-to-change-it/
Can you enhance that
Can you enhance that
Gojek relied on Indian tech talent to take the company from $100 million to $10 billion
Gojek relied on Indian tech talent to take the company from $100 million to $10 billion

“Indian tech talent” di sini lebih luas daripada sekadar engineer. Ia juga mencakup Product Manager, desainer UI/UX, dan lain-lain. Tapi di artikel ini, kita akan fokus terhadap engineer saja.

Terjadilah perdebatan di dunia perintis tanah air. Apakah kita tidak memiliki cukup engineer Indonesia yang kompeten sampai kita harus mengimpor sebegitu banyak engineer-engineer India?

Anekdot

Saya akan memberi kisah anekdot. Teman saya bilang sebuah perintis (bukan Gojek, yang lain) terpaksa memaksa memakai jasa engineer-engineer India karena engineer-engineer Indonesia tidak bisa deliver.

Terus ada perintis yang baru mendapat pendanaan gila-gilaan (bukan Gojek, yang lain) dan mereka mencari engineer-engineer dari luar Indonesia. Bukan India, tapi Pakistan. Tapi tetap saja. Itu menandakan sesuatu.

Di lain pihak, di sebuah video Youtube, ada orang yang bertanya, “benarkah SDM IT Indonesia kalah dengan SDM IT India?” kepada Bapak Onno W. Purbo. Bagi yang tidak tahu Pak Onno, beliau adalah aktivis dan pakar di dunia teknologi informasi.

SDM IT = Sumber Daya Manusia Information Technology (kalau kalian tidak tahu)

Benarkah SDM IT Indonesia kalah dengan SDM IT India?
Benarkah SDM IT Indonesia kalah dengan SDM IT India?
Zooooom in

Videonya cuma 6 menit. Saya sarankan kalian tonton video jawaban Pak Onno. Tapi saya rangkum jawaban Pak Onno W. Purbo di sini:

  • Dia punya teman yang berkedudukan tinggi (pimpinan) di perusahaan minyak dan gas di Oman (Pertamina-nya Oman).
  • Posisi temannya Wells Capability Development Coach.
  • Pak Onno dikenalkan dengan orang-orang Indonesia di Oman dan orang-orang Indonesia itu hebat semua (menurut dia).
  • Orang Arab ini cari banget orang Indonesia.
  • SDM (terutama di bidang IT) di dunia dari mata orang Arab bisa dibagi menjadi tiga kategori: SDM bule (bagus banget tapi mahal), SDM India/Pakistan (paling murah tapi ngga bagus), SDM Indonesia (murah dan bagus).
  • Ngga banyak orang Indonesia yang benar-benar jago IT.
  • Ngga banyak dosen yang bisa ngajar bagus dan bener gitu. Banyak dosen yang ngajar ecek-ecek.
  • Ada dosen yang ngajar bagus tapi ngga banyak. Akibatnya tidak banyak orang-orang Indonesia yang bagus yang bisa bekerja di luar.
  • SDM India banyak sekali. Kalau dia lagi meeting internasional, di meeting-nya Facebook-lah, meeting conference atau apa, isinya orang India melulu.
  • SDM India/Pakistan itu jago ngomong.
  • Orang India kalau ngomong bahasa Inggrisnya nyerocos lagi. Mereka debat sama bule, orang bule bisa kalahloh. Orang India ngomong jago, tapi kalau disuruh kerja parah.
  • Orang Indonesia ngga banyak ngomong, rata-rata diam. Kerjanya bagus. Orang Indonesia itu rata-rata gigih. Santun, ngga banyak ngomong, kerja keras.
  • Makanya orang Arab lebih suka orang Indonesia daripada orang India.

Nah, kisah dari Pak Onno ini adalah anekdot.

The thing I have noticed is when the anecdotes and the data disagree, the anecdotes are usually right. There’s something wrong with the way you are measuring it

Jeff Bezos

Metode Penelitian

Ini adalah artikel blog, bukan paper. Jadi jangan berharap banyak terhadap keilmiahan dari metode penelitian saya. Saya menggunakan banyak anekdot seperti yang saya lakukan di paragraf sebelumnya. Walaupun begitu, saya juga akan menggunakan data keras dari lapangan yang susah dipungkiri.

Untuk menjawab pertanyaan manakah yang lebih unggul: engineer Indonesia atau engineer India, kita harus memperhitungkan jumlah engineer. Ini bukan seperti Olimpiade di mana masing-masing dari Indonesia dan India mengirim 10 engineer terbaik dan beradu kompetisi pemrograman, misalnya siapa yang lebih cepat membuat kode Red-Black Tree. Jumlah engineer yang dihasilkan negara itu penting.

Walaupun begitu kita juga akan mencoba menganalisa kompetisi antara India dan Indonesia dengan format Olimpiade (the best versus the best). Siapakah yang akan merebut medali emas?

Nah, tidak dipungkiri populasi India itu sebesar 5 kali jumlah penduduk Indonesia. Populasi India itu 1,4 milyar. Populasi Indonesia itu 270 juta. Kita akan menormalisasikan data dengan perbandingan populasi India – Indonesia untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya. Faktor normalisasi data adalah 5 (lima). Maksudnya begini. Seandainya kita ambil 100 orang secara acak dari India, berapa banyak dari mereka yang merupakan engineer atau sedang belajar ilmu komputer. Begitu juga dengan Indonesia. Kita mau lihat persentase engineer per populasi juga. Jadi bukan cuma jumlah engineer doang.

Jumlah Engineer di Linkedin

Coba kalian cari Programmer atau “Software Engineer” di Linkedin untuk kategori People dan pilih negara Indonesia atau India.

95 ribu Programmer Indonesia di LInkedin
95 ribu Programmer Indonesia
1,8 juta Programmer India di Linkedin
1,8 juta Programmer India
36 ribu software engineer Indonesia
36 ribu software engineer Indonesia
1,8 juta software enginer India
1,8 juta software enginer India

Ambil contoh kata kunci “Software Engineer” di India. Kita bagi angka 1,8 juta dengan 5 sehingga menjadi 360 ribu. Angka itu adalah 10x dari jumlah “Software Engineer” di Indonesia. Dengan kata kunci Programmer, perbandingannya menjadi 4x.

Kesimpulan: persentasi penduduk India yang bekerja (atau yang mau menjadi) sebagai “software engineer” atau “programmer” itu jauh lebih tinggi daripada Indonesia.

Anggap kita ambil 10 ribu orang secara acak dari India, ada sekitar 12 orang yang bekerja atau mau menjadi engineer.

Anggap kita ambil 10 ribu orang secara acak dari Indonesia, ada sekitar 1 atau 2 orang yang bekerja atau mau menjadi engineer.

Dan India punya 5x lebih banyak penduduk daripada Indonesia. 🤯

Betul tidak semua engineer memiliki akun Linkedin. Makanya kita lihat angka engineer dari tempat lain juga.

Google’s Code Jam

Coba kalian pergi ke Google’s Code Jam.

Google’s Code Jam

Klik tombol View Result. Lalu pilih negara India atau Indonesia.

Hasil kompetisi
Indonesia
India

India punya 49 baris, 10 kali lebih banyak daripada Indonesia. Angka 49 dibagi dengan 5 menjadi 10. Berarti dua kali lipat daripada Indonesia. Tapi Anda harus mempertimbangkan distribusi ranking juga.

Leetcode

Leetcode adalah tempat Anda berlatih mengerjakan soal-soal yang bakal ditanyakan di wawancara teknis.

Lihat persebaran orang-orang yang ikut Leetcode dari artikel ini.

Pemain Leetcode

Anda juga bisa melihat data dari halaman Global Ranking.

Global Ranking dari Leetcode

Anda coba jelajahi halaman Global Ranking.

Menjelajahi Global Ranking di Leetcode

Tidak perlu menjelajahi 7440 halaman. Cukup jelajahi 20 halaman pertama dan jangan lupa hitung berapa bendera India dan Indonesia yang Anda temui.

Unicorn

Unicorn adalah perusahaan teknologi dengan valuasi $1 milyar atau Rp 14 trilyun. Bahan bakar utama perusahaan teknologi adalah engineer. Mari kita hitung jumlah unicorn yang dihasilkan India dan Indonesia.

Jumlah unicorn negara-negara
Jumlah unicorn negara-negara

Grafik ini memiliki kesalahan perhitungan di bagian China (makanya angka China itu terlalu rendah), tapi kita membandingkan India dengan Indonesia. Artikelnya dapat dibaca di sini.

Dalam 5 tahun, India menghasilkan 27 unicorn sementara Indonesia menghasilkan 4 unicorn. 27 / 5 itu masih lebih besar daripada angka 4. Ingat, populasi India itu 5 kali lebih besar daripada populasi Indonesia.

Google Summer of Code

Google Summer of Code adalah program bimbingan bagi pelajar di proyek open source. Tahun 2021 ini ada sekitar 1.200 murid yang mendapat kesempatan untuk dibimbing di 199 proyek open source. Anda dapat membaca artikelnya di sini.

Representasi India yang dominan di Google Summer of Code
Murid India dominan di Google Summer of Code

Paling banyak pesertanya dari India. Untuk melihat peserta-pesertanya, Anda bisa pergi ke halaman-halaman proyek open sourcenya. Setelah itu pergi ke salah satu halaman proyek open sourcenya. Anda bisa melihat murid-murid untuk proyek tersebut.

Halaman proyek open source di Google Summer of Code
Halaman proyek open source di Google Summer of Code

Jumlah Lulusan Ilmu Komputer

India menyumbangkan 20% lulusan STEM (Science Technology Engineering Mathematics) ke dunia. 3/4 lulusan STEM itu lulusan ilmu komputer. Indonesia cuma menyumbangkan 1,6% lulusan STEM ke dunia. 20 / 5 itu 4 dan angka 4 itu lebih tinggi daripada angka 1.6. Artikelnya dapat dibaca di sini.

Persentase lulusan STEM

Silicon Valley

Banyak orang-orang yang berasal India (tidak selalu engineer) yang memegang posisi penting di perusahaan-perusahaan Silicon Valley. Contoh: Sundar Pichai (CEO Google/Alphabet), Satya Nadella (CEO Microsoft), Shantanu Narayen (CEO Adobe).

Bukan cuma CEO. Banyak posisi penting diisi oleh orang yang berasal dari India.

Halaman Summit Machine Learning
https://aws.amazon.com/events/summits/machine-learning/

Dua orang di gambar atas, VP di AWS, berasal dari India (saya sudah cek Linkedin mereka). Tidak berarti tidak ada orang Indonesia yang bekerja di Silicon Valley. Ada orang Indonesia yang bekerja sebagai engineer di Facebook. Tapi jika Anda menghitung jumlahnya…..

StackOverflow

Mari kita lihat partisipasi pengembang Indonesia dan India di StackOverflow.

https://insights.stackoverflow.com/survey/2021#key-territories-all-countries

Di survei pengembang di StackOverflow, orang India jauh lebih banyak ikut daripada orang Indonesia. Jumlah orang India yang ikut survei itu sekitar 10.500 dan jumlah orang Indonesia yang ikut survei itu sekitar 600.

10.500 / 5 = 2100 dan angka 2100 itu 3 setengah kali lebih banyak daripada angka 600.

Perusahaan Remote

Mari kita lihat jumlah karyawan GitLab dari India. Anda bisa cek di halaman tim mereka.

Karyawan GitLab dari India

Ada berapa? 3 + 4 + 7 + 2 + 18 = 34.

Mari kita lihat Indonesia.

Karyawan GitLab di Indonesia

Tapi orang itu bukan orang Indonesia.

Karyawan Jepang GitLab di Indonesia

Dia kebetulan saja sedang di Indonesia (menurut petanya).

Sebenarnya ada orang Indonesia yang bekerja di GitLab tapi mereka tidak tinggal di Indonesia. Ada yang tinggal di Taiwan, Amerika Serikat, dan Australia. Berapa jumlahnya? Mungkin 3-4 orang.

Tanah Air

Nah, kembali ke tanah air. Banyak perintis Indonesia (termasuk *batuk* Gojek *batuk*) yang mengandalkan SDM India. Gojek sampai mengakuisisi software house di India.

Jumlah eksekutif (level VP atau C) asing di Indonesia paling banyak dari India. Sudah saya hitung.

Coba Anda buka Linkedin, terus ketik “vp of engineering”, dan pilih “People” dan Indonesia di “Location”.

vp of engineering di Linkedin

Nah, coba Anda jelajahi orang-orangnya. Lihat nama-namanya. Kalau namanya berbau asing, coba lihat negaranya. Dan hitung negara mana yang paling banyak.

Nah, mari kita lihat jumlah karyawan (tidak harus engineer) India di unicorn-unicorn awal, yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

Karyawan India di Gojek
Karyawan India di Traveloka
Karyawan India di Tokopedia

Menariknya Bukalapak hampir tidak ada karyawan India. Ada 5 orang saja. Angka di Linkedin sedikit meleset.

Kebetulan gara-gara proyek SailorCoin, saya punya hobi baru, yaitu baca dokumen IPO perusahaan teknologi. Nah, kebetulan saya membaca dokumen IPO Bukalapak dan kita bisa lihat jumlah karyawan asing di dokumen tersebut.

Karyawan asing di Bukalapak
Karyawan asing di Bukalapak

Nah, sekarang coba Anda lakukan kebalikannya. Cari perusahaan teknologi di India (seperti Flipkart, Zomato) dan coba cari karyawan-karyawan yang berasal dari Indonesia.

India memiliki keunggulan dari segi jumlah. Itupun diakui oleh Pak Onno W. Purbo.

Anda mungkin ingin mereka duel dengan format Duel of Honor atau format Olimpiade. Seperti perang Trojan, pihak Troy mengirimkan ksatria terbaik mereka, yaitu Hector. Pihak Sparta mengirimkan ksatria terbaik mereka, yaitu Achilles. Lalu wasitnya berteriak, “Then by bloodshed, do the gods make known their will.” Ooops, tidak ada wasit. Dan mereka bertarung dengan tombak, perisai, dan pedang.

Tapi bagaimana cara engineer terbaik Indonesia dan engineer terbaik India bertarung? Jika mereka bertarung dengan algoritma, kita sudah pasti kalah karena peringkat engineer terbaik India lebih tinggi daripada peringkat engineer terbaik Indonesia di Leetcode. Tapi kan engineering itu lebih dari sekadar membuat kode algoritma. Jadi bagaimana memutuskan seorang engineer itu lebih baik daripada engineer lainnya.

Nah, susah kan mengukurnya. Mungkin Anda bisa hitung lewat proyek open source dan berapa jumlah kontribusi engineer India di proyek terkenal misalnya React, Vue, Go, Kubernetes, dan bandingkan dengan jumlah kontribusi engineer Indonesia.

Tapi saya lebih tertarik membahas persentase engineer per populasi India yang jauh lebih tinggi daripada Indonesia.

Kenapa Orang India Lebih Suka Menjadi Engineer Daripada Orang Indonesia?

Betul, India punya jumlah populasi lebih banyak. Tapi seandainya tiba-tiba India populasinya menyusut menjadi 270 juta, jumlah engineer India tetap lebih tinggi daripada jumlah engineer Indonesia.

Kenapa?

Mungkin pertanyaannya dibalik dulu.

Kenapa Orang Indonesia Kurang Suka Menjadi Engineer?

Engineering culture kita kurang kuat. Selain itu, profesi engineer status sosialnya rendah. Dan untuk membuat keadaan menjadi lebih parah, dulunya gajinya kecil. Jadi kebanyakan orang-orang yang benar-benar suka dengan komputer saja masuk jurusan ilmu komputer.

https://www.quora.com/Why-are-engineers-paid-so-low-in-the-UK-compared-to-other-professionals-Even-though-there-is-shortage/answer/Dominic-Connor-1

Di Indonesia ada streotipe nerd terhadap engineer. Nerd itu seperti kutu buku, orang aneh, susah bergaul, tidak bisa jadi pemimpin.

Saya sudah mengobrol dengan orang-orang di dunia perintis Indonesia. Mereka tidak terlalu memandang tinggi profesi engineer. Engineer dianggap barang komoditas. Mereka dianggap seperti minion yang cuma bisa disuruh-suruh.

Twit dari Patrick Mckenzie tentang komoditasi pemrogram
https://twitter.com/patio11/status/1298540555350114309

Tapi ketika dunia startup booming di Indonesia…. sekitar tahun 2014-2016, beberapa hal berubah…. sedikit.

https://twitter.com/robinhanson/status/1421212797795409921

Setidaknya gaji engineer naik lumayan di Indonesia seperti yang saya rangkum di PredictSalary. Tapi tidak semua orang berbahagia dengan keadaan ini. Ada teman saya yang bilang Tokopedia merusak harga pasaran engineer. Dia ingin mempekerjakan engineer-engineer tapi keberatan dengan gaji mereka yang naik drastis gara-gara perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Tokopedia, Traveloka, dll, berani membayar mahal.

Betul, fenomena di mana engineer tidak dipandang dengan hormat itu terjadi di semua negara, termasuk di India. Tapi Anda mesti menganggap fenomena ini sebuah spektrum. Engineer lebih dihargai di negara A ketimbang negara B ketimbang negara C. Jadi jangan berpikir seperti angka binari, 0 atau 1. Tapi spektrum. Ada angka pecahan di antara 0 atau 1. Ada warna abu-abu di antara warna hitam dan putih.

Nah, India lebih menghargai profesi engineer ketimbang Indonesia. Kalau mau kasih angka, mungkin nilai untuk India itu 7, nilai untuk Indonesia itu 5,5. Anggap nilai 10 itu artinya engineer paling dihormati. Nilai 0 itu engineer dihina-hina.

3 Idiots

Nah, kita kembali ke India. Pernah menonton film 3 Idiots (2009)?

3 Idiots

Film ini adalah kisah 3 mahasiswa engineering (tapi lebih ke mechanical engineering, ketimbang software engineering). Tokoh utama di film itu, Rancho (yang diperankan oleh Aamir Khan), belajar engineering bukan cuma demi nilai saja, tapi dia mencintai engineering itu.

Di film ini, engineer mendapat peran utama. PERAN UTAMA! 😎

Kalau mau dibikin analogi, kebanyakan orang Indonesia melihat engineer itu tidak layak mendapat peran utama. Engineer pantasnya jadi pemeran figuran. Misalnya kita ambil film Mission Impossible 6. Engineer di Indonesia itu dianggap seperti Benji Dunn (Simon Pegg).

Benji Dunn

Engineer itu dianggap sebagai orang pintar tapi cuma teknikal doang, canggung, comic relief. Jadi banyak orang Indonesia yang ingin jadi pemimpin / manajer engineer tapi tidak mau jadi engineer. Pemimpin engineer itu status sosialnya lebih tinggi daripada engineer. Dengan kata lain, jadi engineer itu tidak keren di Indonesia.

Ada satu kisah anekdot. Saya berdiskusi dengan teman saya dan membahas kenapa partisipasi orang Indonesia di competitive programming (seperti Leetcode atau HackerRank) rendah. Dia bercerita kepada saya, ada orang yang mengusulkan untuk penyelesaian masalah di Leetcode itu dijadikan sebagai bahan untuk memberi nilai di mata kuliah algoritma dan pemrograman. Tapi salah satu dosen di universitas itu menolak dan bilang, murid-murid di universitas ini didorong untuk jadi manajer atau pemimpin bukan programmer. 🙃

https://www.merdeka.com/uang/menko-luhut-sebut-indonesia-krisis-insinyur-lebih-banyak-politikus.html

Insinyur yang dimaksud oleh Pak Luhut itu lebih luas, bukan cuma software engineer. Tapi masalahnya mirip-mirip dengan hal yang saya bahas di artikel ini. It rhymes.

Orang lebih suka jadi politisi daripada insinyur karena jadi politisi itu lebih keren.

Orang lebih suka jadi manajer / konsultan McKinsey atau BCG daripada (software) engineer karena jadi manajer / konsultan McKinsey atau BCG itu lebih keren.

Kuliah Ilmu Komputer di India

Nah, selain film, mari kita lihat bukti lain India lebih menghargai engineer.

https://collegedunia.com/university/25455-indian-institute-of-technology-iit-new-delhi/cutoff

Lihat tidak opening rank yang paling kecil itu jurusan apa. Di India, Anda ambil ujian penerimaan kuliah. Semakin tinggi nilai Anda, semakin kecil ranking Anda. Paling pintar rankingnya 1. Jadi orang yang masuk jurusan ilmu komputer di IIT Delhi, General Category, Round 1, itu paling tinggi (kecil) rankingnya 31.

Cutoff trends (https://collegedunia.com/university/25455-indian-institute-of-technology-iit-new-delhi/cutoff)

Nah, 7 dari 10 universitas paling top di India itu IIT (Indian Institute of Technology). IIT itu seperti ITB tapi tiap kota bisa punya IIT tersendiri. Tingkat penerimaan IIT itu 1-2%.

Murid-murid yang sangat pintar di India cenderung mengambil jurusan ilmu komputer (Computer Science).

https://worldofbuzz.com/two-students-in-india-retake-exams-as-they-were-not-satisfied-with-their-99-99-99-97-scores/
https://worldofbuzz.com/two-students-in-india-retake-exams-as-they-were-not-satisfied-with-their-99-99-99-97-scores/

Kesimpulan apakah yang Anda dapatkan dari hal yang saya beberkan ini? Orang-orang India banyak yang pengen jadi engineer dan menganggap engineer itu adalah profesi yang menjanjikan dan terhormat.

Peringatan: mungkin mereka dipaksa jadi engineer oleh orang tua mereka. Seperti dalam film 3 Idiots, ada yang minatnya bukan di engineering, tapi di fotografi. Salah satu moral dari film 3 Idiots itu adalah tidak semua orang harus jadi engineer. Tapi kalau sampai sengaja dibikin film seperti 3 Idiots, Anda bisa bayangkan obsesi India terhadap engineering itu seberapa besar.

Mari saya ulangi.

https://arghyaban.medium.com/why-indias-obsession-over-engineering-as-a-career-must-end-b7319065c375

India terobsesi dengan engineering sampai pada tahap yang tidak sehat. Makanya film 3 Idiots itu begitu populer dan menyentil, engineering bukan segalanya. Dunia itu lebih luas daripada sekadar engineering.

Anak-anak India didorong keras untuk diterima di universitas IIT sampai mereka banyak yang kehilangan masa kecil mereka.

https://theprint.in/india/education/no-life-no-hobbies-burnout-lost-childhood-the-price-students-pay-for-a-prized-iit-seat/625040/

Bandingkan dengan Indonesia. Indonesia tidak memiliki obsesi yang dalam terhadap engineering. Biasanya orang tua mendorong anaknya untuk berdagang (buka toko), jadi PNS, atau jadi akuntan.

Lalu Apa yang Kita Harus Lakukan?

Setelah saya membeberkan kenapa India memiliki jumlah engineer yang jauh lebih tinggi daripada Indonesia, sekarang kita fokus kepada bagaimana cara meningkatkan jumlah engineer Indonesia. Kita tidak perlu meniru India habis-habisan. Saya juga tidak ingin engineering terlalu didewakan. Tapi kita perlu mendorong orang-orang untuk menjadi engineer. Kita juga harus mendorong orang-orang untuk menghargai pendidikan.

Mengenai pertanyaan manakah yang lebih unggul: SDM IT Indonesia vs SDM IT India, silakan tarik kesimpulan sendiri. Data-data dan anekdot-anekdot sudah saya berikan.

Saya lebih tertarik membahas bagaimana cara meningkatkan jumlah engineer Indonesia. Ini penting karena menurut laporan World Bank, kita bakal kekurangan talenta digital (tidak selalu engineer) dalam jumlah banyak.

https://inet.detik.com/cyberlife/d-5054815/menkominfo-sebut-indonesia-masih-kekurangan-talenta-digital
https://inet.detik.com/cyberlife/d-5054815/menkominfo-sebut-indonesia-masih-kekurangan-talenta-digital

Usaha dari Pemerintah

Untuk menjadi engineer, orang tidak harus sejenius Albert Einstein, tapi setidaknya butuh tingkat intelejensi tertentu. Tingkat kepintaran orang tergantung daripada asupan gizi di masa kecil mereka. Kita banyak kasus stunting. Jadi kita mesti memastikan anak-anak Indonesia cukup asupan gizinya. Seperti kata Bu Susi, “Ayo, makan ikan biar pintar.

Setelah memastikan gizi mereka cukup, kita harus memberikan pendidikan yang berkualitas kepada mereka. Ingat kata Pak Onno, tidak banyak dosen yang bisa mengajar dengan baik. Tapi masalahnya lebih luas daripada itu. Ada masalah finansial juga. Banyak orang Indonesia yang tidak sanggup membayar biaya pendidikan.

Ada beberapa solusi: pinjaman dana pendidikan, beasiswa, Income Sharing Agreement.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita adalah mantan CEO Gojek yang memberi nama perusahaannya Aplikasi Karya Anak Bangsa, tapi realitas kejam memaksa dia untuk menggunakan jasa banyak engineer-engineer India. Dia merasakan sendiri betapa Indonesia kekurangan SDM terampil. Mari kita tunggu hasil kerja beliau.

Usaha dari Anda

Ada ungkapan, “Be the change you want to see in this world.”

Jika Anda adalah engineer, maka Anda harus terus meningkatkan kemampuan Anda. Misalnya mengikuti Leetcode, dan mendapatkan ranking yang tinggi. Kalau bisa coba kalahkan peringkat tertinggi dari India. 😛

Kalau Anda mahasiswa/i ilmu komputer, coba ikuti program Google Summer of Code atau Google’s Code Jam.

Bikin unicorn.

Tulis buku pemrograman.

Kontribusi ke proyek open source.

Bikin bootcamp.

You get the idea.

Usaha dari Saya

Nah, saya pun akan berusaha untuk membawa keseimbangan ke Indonesia yang kekurangan engineer ini.

Avatar Korra bermeditasi

Saya sudah bermeditasi dan berbicara dengan Avatar masa lalu saya, yaitu Avatar Aang, Avatar Korra, dan Avatar lain-lainnya. Oh ya, omong-omong, saya ini adalah Avatar Arjuna, the Earth bender, siklus setelah Water. 🧘‍♂️

Jadi hasil dari dialog saya dengan Avatar masa lalu saya, 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣, adalah sebagai berikut. Tapi ini adalah rangkuman saja. Di artikel blog selanjutnya, akan saya ceritakan lebih panjang apa yang ingin saya lakukan di hidup saya.

Saya akan membujuk orang-orang untuk menjadi engineer.

Dengan PredictSalary, saya akan menunjukkan bahwa gaji engineer itu tinggi. Bagi yang ingin mendapatkan mobilitas sosial dalam hidupnya, menjadi engineer adalah langkah yang bagus dan aman.

Ada sebagian teman-teman saya yang meninggalkan pekerjaan penuh waktunya (bukan sebagai engineer, tapi di akuntansi). Mereka ada yang menekuni MLM, dan ada juga yang menjadi agen asuransi. Salah satu hal yang dikeluhkan mereka adalah tidak ada hidup yang seimbang di pekerjaan masa lalu mereka. Ada yang bercerita bahwa dengan pekerjaan penuh waktunya, dia susah mengambil cuti karena dia ingin menghabiskan waktu lebih banyak di kampung halamannya ketika kakeknya meninggal dunia.

Saya akan menunjukkan kepada orang-orang bahwa sebagai engineer, orang bisa mengambil pekerjaan remote. Pekerjaan remote akan memberi Anda fleksibilitas yang Anda inginkan.

Masih kurang fleksibel?

Dengan ParttimeCareer, saya akan menunjukkan sebagai engineer, Anda bisa bekerja paruh waktu dan memiliki waktu luang yang banyak. Ini penting bagi orang-orang yang ingin mengurus anak atau orang tua. Memaksa mereka bekerja penuh waktu akan membuat mereka beralih ke MLM dan bisnis asuransi.

Nah, kalau Anda suka travel, pekerjaan sebagai engineer bisa mendukung gaya hidup nomad.

Bagi Anda, engineer-engineer, yang ingin bekeluarga, saya akan membantu Anda mencari pasangan dengan proyek saya, yaitu SwanLove. Ingat, orang tua engineer akan cenderung memiliki anak engineer juga. Pengaruh orang tua terhadap profesi seorang anak itu besar sekali.

Bagi engineer-engineer yang ingin berbisnis swakarya (tanpa modal dari VC), maka saya juga menyediakan tempat untuk mencari inspirasi, yaitu Pembangun. Hal ini penting untuk mengurangi stigma bahwa engineer tidak bisa berbisnis.

Inilah visi dan misi saya dalam membangun negara Indonesia. 🇮🇩

Categories
perintis startup

Hidup Nomad

Jadi beberapa waktu yang lalu, Menteri Luhut mengajak masyarakat untuk bekerja dari Bali (Work From Bali). Ini beritanya. Sebagian pegawai negeri sipil ikut bekerja di Bali sebagai teladan bagi masyarakat bahwa kita di jaman now bisa bekerja dari mana saja. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku. Hanya orang dengan pekerjaan tertentu yang bisa bekerja dari mana saja, misalnya spesialis SEO, penulis konten, pemrogram, product manager, seniman meme.

Pemerintah juga sudah mulai terbuka terhadap Nomad Tourism. Di dunia ini, ada sebagian orang yang mengunjungi suatu tempat/negara bukan untuk berlibur tapi untuk bekerja (dan berlibur di antaranya). Jadi di jaman dulu, Lucy dari Denmark pergi ke Bali dan tinggal di sana 1 minggu. Dia menghabiskan waktunya dengan berjemur di pantai, minum bir di bar di Kuta, memberi makan di monkey forest, ikut retret yoga, memanjakan dirinya di spa, menyelam di Amed.

Tapi sekarang di jaman Nomad Tourism, mungkin kegiatan Lucy itu seperti ini. Dia tinggal di Bali selama 2 bulan. Minggu pertama, dari jam 9 sampai jam 16, dia bekerja, terus sorenya dia bersantai di pantai Kuta. Akhir pekan dia habiskan di Klungkung. Minggu kedua, Lucy berdiam di Amed. Di minggu kedua, dari jam 9 sampai jam 16, dia bekerja. Setelah itu dia menikmati Amed yang tenang dan tidak hiruk pikuk. Akhir pekan kedua dia habiskan di Bedugul. Lihat perbedaannya?

Dulu kegiatan bekerja dan turisme itu terpisah jelas. Di jaman dulu, Lucy bekerja di kantor di Denmark. Dia datang ke Bali, dia tidak bekerja di Bali, dia berlibur di Bali. Kalau dia bekerja di Bali, dia bakal ditangkap dan dideportasi oleh pihak imigrasi Bali. Sekarang dia bisa bekerja di Bali tapi pihak perusahaannya tidak berdiri di Bali. Jadi dia tidak mengambil lapangan pekerjaan orang Bali.

Nah, pandemi sudah memaksa perusahaan-perusahaan untuk belajar budaya kerja jarak jauh (remote). Memang sih sebagian perusahaan mau balik lagi ke budaya kerja kantor dan meninggalkan budaya kerja remote tapi efeknya akan berbekas dalam. Akan tumbuh banyak perusahaan remote. Karyawan perusahaan remote bisa bekerja dari rumah atau dari Bali.

Eh, siapa bilang orang harus bekerja dari Bali. Tidak ada yang melarang orang untuk bekerja dari Semarang, Bandung, atau Cilegon. Pemerintah memutuskan untuk membuat program Work From Bali itu karena Bali sangat tergantung terhadap pariwisata dan Bali sedang sekarat. Saya sudah mendengar cerita-cerita menyedihkan dari teman saya yang bekerja sebagai direktur hotel di Bali.

Hidup Berpindah-pindah

Jadi Anda bisa hidup berpindah-pindah (jika Anda mau). Saya mengasumsikan Anda memiliki pekerjaan yang fleksibel. Jika belum, ada banyak lowongan pekerjaan remote di luar sana. Anda bisa keliling Jawa dengan gaya hidup nomad. Ketimbang ambil cuti 1 bulan untuk keliling Jawa, Anda bisa keliling Jawa selama 1 atau 2 tahun. Misalnya bulan Januari, Anda tinggal di Sukabumi selama satu bulan. Iya, satu bulan. Biar lebih meresapi suasana di Sukabumi. Bulan Februari, Anda tinggal di Bandung. Bulan Maret, Anda tinggal di Cirebon. Bulan April, Anda tinggal di Tegal. Bulan Mei, Anda tinggal di Semarang. Bulan Juni, Anda tinggal di Salatiga. Dan seterusnya.

Generasi sebelumnya tidak dapat melakukan hal itu. Tapi Anda dapat melakukan hal itu. Iya, sekarang kita sedang dalam masa pemulihan dari pandemi. Jadi mungkin bukan ide yang baik untuk melakukannya tahun ini. Tapi pikirkan kemungkinan ini untuk tahun depan atau dua tahun lagi.

Tentu saja ini dengan asumsi kalau Anda suka jalan-jalan. Saya sendiri bukan penggemar berat gaya hidup nomad. Saya suka travel tapi tidak suka travel amat sangat. Saya kalau berlibur pilihan utamanya yah kalau tidak ke Yogyakarta, yah ke Bali. Saya adalah orang yang membosankan. Kalau saya travel lebih dari dua minggu, saya sudah merasa bosan.

Tren hidup nomad ini adalah peluang bagi Anda yang ingin membuat perintis yang mendukung gaya hidup nomad. Misalnya ketimbang tinggal di hotel, orang mungkin lebih suka kontrak rumah selama satu atau beberapa bulan. Contoh perintis: Zeus.

Bayangkan sebuah perintis yang karyawannya berjumlah 6 orang. Ketimbang bekerja di tempat co-working di Jakarta Pusat, bagaimana jika mereka hidup nomad sebagai satu tim. Mereka menyewa sebuah rumah yang bisa menampung 6 orang, atau dua rumah jika ada pihak lawan jenis. Bulan Januari, perintis ini bekerja di Cilegon. Bulan Februari, perintis ini bekerja di Solo. Bulan Maret, perintis ini bekerja di Malang. Dan seterusnya.

Ketika menulis artikel blog yang sedang Anda baca ini, saya sedang mendengar lagu Bon Voyage, yang merupakan lagu pembuka anime One Piece. Jika Anda tidak tahu tentang anime atau manga One Piece, ia menceritakan tentang kisah bajak laut. Sekelompok orang bertualang dengan kapal laut. Di jaman modern, apa yang saya gambarkan di paragraf sebelumnya itulah yang paling mendekati kehidupan petualangan bajak laut dan masih realistis. Anda tidak mungkin menyewa kapal kan? Berapa harga sewa kapal? Belum masalah koneksi internet.

Hidup sebagai nomad untuk merasakan petualangan sebagai bajak laut di One Piece

Pertemuan dengan Orang Lokal

Banyak orang yang menyebut turisme itu hal yang dangkal karena turis datang ke tempat tujuan tanpa berinteraksi dengan penduduk lokal. Kalaupun ada interaksi, interaksinya dangkal. Mungkin dengan tinggal lebih lama, turis dapat berinteraksi dengan lebih dalam dengan penduduk lokal.

Bayangkan Anda datang ke kota Solo, Anda bisa berjumpa dengan sekelompok mahasiswa yang haus dengan ilmu di dunia perintis. Anda bisa menunjukkan bagaimana men-deploy aplikasi web di awan dengan Ansible. Betul, Anda dapat melakukannya lewat Zoom atau Google Meet dari Jakarta. Saya adalah pendukung budaya kerja remote garis keras. Tapi saya menyadari ada sesuatu di pertemuan laring secara fisik yang tidak dapat Anda temukan di pertemuan remote. Lagipula manusia adalah makhluk sosial yang butuh interaksi sosial laring.

Mungkin sesuatu yang seperti Meetup perlu dibuat untuk menjembatani pertemuan antara penduduk lokal dengan orang yang hidup nomad.

Orang Tua

Anda mungkin menyadari apa yang saya tulis ini cuma berlaku bagi orang lajang. Tapi pasangan suami istri juga dapat melakukannya sepanjang mereka berdua memiliki misi dan visi yang sama. Atau kalau tidak, salah satu pihak mengalah. Mungkin saya perlu buat fitur pilih pasangan dengan gaya hidup nomad ini di situs pencari jodoh saya, SwanLove. 🧳👩‍❤️‍👨

Kalau sudah punya anak? Nah, ini adalah eksplorasi yang sangat menarik. Dapatkah keluarga dengan anak hidup secara nomad? Dua tahun lalu, mungkin saya jawab tidak mungkin. Tapi pandemi memaksa anak-anak untuk belajar secara daring. Tentu saja proses belajarnya tidak sempurna. Banyak anak yang tidak memiliki koneksi internet yang bagus. Tapi ia memberikan sekelumit potensi pembelajaran di masa depan. Kebayang tidak kalau di masa depan ada sekolah daring 100% terlepas dari pandemi atau tidak? Jadi orang tua dengan anaknya bisa hidup sebagai nomad.

Nah, di samping itu ada yang namanya homeschooling. Saya tanya teman saya yang merupakan seorang guru apakah pendapat dia terhadap homeschooling. Dia bilang untuk anak SD tidak masalah. Tapi pas anak sudah SMP, tidak banyak orang tua yang sanggup mengajarkan mata pelajaran seperti fisika kepada anak mereka. Dengan asumsi demikian, orang tua bisa hidup sebagai nomad ketika anak mereka masih TK dan SD. Setelah anak mereka masuk SMP, barulah mereka menetap di sebuah kota dan hidup bahagia selama-lamanya.

Hidup sebagai nomad tidak berarti hidup sebagai nomad sampai Anda meninggal dunia atau pikun. Tapi Anda bisa hidup sebagai nomad selama 5 tahun. Setelah itu Anda menetap di sebuah kota. Dan Anda merasa cukup puas dengan pengalaman hidup nomad 5 tahun.

Lagipula mungkin nanti bakal ada solusi baru bagi orang tua yang memilih homeschooling. Mungkin teknologi bakal jadi canggih di mana anak dapat belajar fisika dengan realitas tertambah (augmented reality). Mungkin ada guru fisika yang dapat mengajar anak Anda di kota-kota tempat Anda hidup sebagai nomad.

Gaya Hidup Baru

Jadi artikel ini ditulis untuk membuka pikiran Anda. Ada tren baru yang bakal mengubah hidup banyak orang, yaitu bekerja jarak jauh (remote). Konsekuensinya adalah orang bisa hidup sebagai nomad. Dulu nenek moyang kita juga hidup sebagai nomad sebagai pemburu dan pengumpul (hunter-gatherer). Ketika jaman pertanian tiba, barulah nenek moyang kita hidup menetap di suatu tempat.

Nah, apa yang ingin Anda lakukan dengan informasi ini terserah Anda. Anda mungkin ingin menjadi petualang seperti Luffy dan bekerja sebagai karyawan remote. Anda mungkin ingin mendirikan perintis yang mendukung tren hidup baru ini. Banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mendukung gaya hidup nomad. Selain contoh perintis yang sudah saya sebutkan, Anda bisa membuat perintis penyewaan motor dengan model langganan. Bayangkan Anda datang ke kota Garut, dengan aplikasi seluler Anda, Anda menyewa motor selama sebulan sebagai transportasi Anda di kota tersebut. Itu dari aspek travel. Anda bisa juga membuat perintis untuk mendukung gaya hidup orang tua yang hidup sebagai nomad. Mereka membutuhkan dukungan dalam pengasuhan anak. Pikirkan masalah apa yang menimpa orang tua dengan anak kecil yang sedang travel.

Striving off the road laid, In between the sky and ocean, We begin rowing our boat, To the dark deep ocean, where an adventure is waiting, Doesn’t it sound fun just imagining it? Traveling through the seas of the world, Roaring our battle cry, When your spirit is ready, let us signal the start.

Dari lagu pembuka One Piece

A ship in harbor is safe, but that is not what ships are built for.

Orang bijak
Categories
startup

Pendanaan Awal

Bahasa Inggrisnya seed funding.

Kalau Anda bercita-cita jadi billionaire dan orang tua Anda bukan orang kaya, maka “satu-satunya jalan” adalah membangun perintis (startup) dengan dana dari pemodal ventura (venture capitalists).

Tapi kalau Anda hanya sekadar ingin jadi millionaire, Anda “cukup” membangun bisnis swakarya, atau jadi karyawan pertama dengan opsi saham di perintis, atau kerja di Silicon Valley.

Artikel ini akan diperbaharui secara berkala. Jangan lupa tandai (bookmark) artikel ini!

Berikut daftar VC yang memberikan dana awal ke perintis:

  1. Surge
  2. East Ventures
  3. OCBC NISP Ventura
  4. 500
  5. Kejora Capital
  6. Intudo Ventures (hanya bagi orang Indonesia di luar negeri yang mau balik ke Indonesia)
  7. Y Combinator
  8. Goat Capital
  9. Sahil Lavingia
  10. Alpha JWC Ventures
  11. Kenangan Fund (tidak ada situs, hubungi langsung: Edward Tirtanata, James Prananto, Cynthia Chaerunnisa)
  12. Skystar Capital
  13. Salt Ventures
  14. Replit Ventures
  15. Banana Capital
  16. OpenAI Startup Fund
  17. Index Origin
Categories
startup wealth

Cara Masuk ke Daftar Billionaires

Forbes baru saja mengeluarkan daftar billionaires untuk tahun 2021. Indonesia memiliki 21 billionaires. Tidak ada billionaire Indonesia yang di bawah umur 50 tahun. Paling muda ialah Hary Tanoesoedibjo (umur 56 tahun).

Sebelumnya, saya harus menjelaskan di artikel berbahasa Indonesia ini, bahwa saya terpaksa menggunakan istilah bahasa Inggris, yaitu billionaire. Saya tidak bisa menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Billion itu milyar. Tapi billionaire itu tidak dapat diterjemahkan ke milyuner karena ada faktor kurs US Dollar ke Rupiah, yaitu 1 USD = Rp 14 ribu. Billionaire itu mengacu ke orang yang memiliki kekayaan sebesar Rp 14 trilyun Rupiah atau 1 milyar USD. Jadi kalau mau maksa, terjemahan paling mendekati itu adalah milyuner USD. “She became a billionaire last year.” diterjemahkan sebagai “Dia menjadi milyuner USD.” Tapi kan lucu?

Jadi jangan marah yah karena saya tetap memakai istilah billionaire. 😚

Mari kita melihat daftar billionaire dari negara lain yang umurnya di bawah 40 tahun. Untuk beberapa negara, saya masukkan juga billionaire yang umurnya lewat 40 tahun sedikit.

Amerika Serikat

Berikut daftar billionaires-nya: Mark Zuckerberg (Facebook), Dustin Moskovitz (Facebook), Lukas Walton (Walmart), Brian Chesky (Airbnb), Nathan Blecharczyk (Airbnb), Joe Gebbia (Airbnb), Bobby Murphy (Snap), Evan Spiegel (Snap), Ernest Garchia, III. (Carvana), Brian Armstrong (Coinbase), Scott Duncan (Enterprise Products Partners), Ben Silbermann (Pinterest), Lynsi Snyder (In-N-Out Burger), Cameron Winklevoss (Gemini), Tyler Winklevoss (Gemini), Tony Xu (DoorDash), Austin Russel (Luminar Technologies), Jared Isaacman (Shift4 Payments), Andrew Paradise (Skillz), Andy Fang (DoorDash), Stanley Tang (DoorDash), Fred Ehrsam (Coinbase), Kevin Systrom (Instagram), Drew Houston (Dropbox), Trevor Milton (Nikola Motor), Ryan Graves (Uber), Sanjit Biswas (Samsara), Baiju Bhatt (Robinhood), Vlad Tenev (Robinhood), Sam Bankman-Fried (Alameda), Whiteney Wolfe Herd (Bumble).

Dari nama-nama di atas, beberapa orang mendapatkan warisan bisnis dari keluarganya seperti Lukas Walton (Walmart), Lynsi Snyder (In-N-Out Burger).

Trevor Milton (Nikola Motor) sumber kekayaannya berasal dari teknologi perangkat keras. Sisanya mendapat kekayaannya dari peranti lunak (software) semua.

Artinya apa? Kalau Anda ingin jadi kaya selevel billionaire, ada dua jalan utama: mewarisi kekayaan dari keluarga atau membangun bisnis dengan teknologi peranti lunak.

Pilih mana? Kalau saya sih, saya pilih mewarisi kekayaan dari keluarga. Lebih mudah. 😜

Mari kita lihat negara lain.

Tiongkok

Berikut daftar billionaires di bawah 40 tahun: Wang Zelong (CNNC Hua Yuan Titanium Dioxide dan Lomon Billions Group), Xu Yi (Bilibili), Wen Yilong (RLX), Wang Han (Juneyao Air), Wang Ning (Pop Mart), Yin Xin (Kuaishou), Chen Tianshi (Cambricon Microchip Supplier), Gong Yingying (Yidu Tech), Zhang Yiming (TikTok), Cheng Yixiao (Kuaishou), Steven Meng Yang (Anker Innovations Technology), Huang Jinfeng (Yatsen Holding), Chang Jing (Roborock Technology), Bill Liu (Royole Corp.), Zeng Chaolin (Tianshan Aluminium Group), Lu Zhilin (OPT Machine Vision Tech), Cheng Wei (Didi Chuxing), Yang Huiyan (Country Garden Holdings), Su Hua (Kuaishou), Kate Wang (RLX Technology), Li Xiang (Li Auto), Huang Yimeng (XD Inc.), Hou Jianbin (Zuoyebang).

Sebelas orang dari daftar tersebut (total 23 orang) mendapatkan kekayaannya dari teknologi peranti lunak. Tapi daftar billionaires Tiongkok ini unik. Ada yang kaya dari jualan vaping. Ada beberapa yang kaya dari teknologi perangkat keras, seperti mobil listrik, vacuum cleaner, microchip.

Mari kita lihat negara tetangga kita, Singapura.

Singapura

Tidak ada billionaire di bawah 40 tahun. Yang paling mendekati adalah pendiri Sea (orang tua dari Shopee), yaitu Gang Ye (40 tahun), David Chen (40 tahun), dan Forrest Li (43 tahun). Sea itu perusahaan teknologi peranti lunak.

India

Berikut daftarnya: Binny Bansal (38 tahun / Flipkart), Byju Raveendran (39 tahun / Byju), Sachin Bansal (39 tahun / Flipkart). Semuanya adalah pendiri perusahaan teknologi peranti lunak.

Jepang

Situasinya mirip dengan Singapura. Tidak ada billionaire di bawah 40 tahun. Yang paling mendekati adalah Daisuke Sasaki (40 tahun / Freee), Shintaro Yamada (43 tahun / Mercari), Yoshikazu Tanaka (44 tahun / Gree). Mereka semua adalah pendiri perusahaan peranti lunak.

Prancis

Yang paling mendekati adalah Marie Besnier Beauvalot (40 tahun / Lactalis), Oliver Pomel (44 tahun / Datadog). Datadog itu perusahaan peranti lunak. Madame Marie Besnier Beauvalot mewarisi bisnis keju dari papanya.

Australia

Mereka adalah Mick Molnar (30 tahun / Afterpay), Ginia Rinehart (34 tahun / bisnis pertambangan), Hope Welker (35 tahun / bisnis pertambangan), Mike Cannon-Brookes (41 tahun / Atlassian), Scott Farquhar (41 tahun / Atlassian).

Ginia Rinehart dan Hope Welker mewarisi bisnis pertambangan dari ibu mereka, Gina Ginehart. Sisanya mendapat kekayaan dari perusahaan peranti lunak.

Jerman

Mereka adalah Kevin David Lehmann (18 tahun / drogerie markt), Lisa Draexlmaier (30 tahun / Fritz Draexlmaier Holding GmbH), Ludwig Theodor Braun (31 tahun / B. Braun Melsungen), Eva Maria Braun-Luedicke (34 tahun / B. Braun Melsungen), Hakan Koç (36 tahun / Auto1), Friederike Braun-Luedicke (37 tahun / B. Braun Melsungen), Christian Bertermann (37 tahun / Auto1).

Auto1 itu perusahaan peranti lunak. B. Braun Melsungen itu perusahaan medis. drogerie markt itu perusahaan obat-obatan. Kevin David Lehman, Lisa Draexlmaier, Ludwig Theodor Braun, Eva Maria Braun-Luedicke, Friederike Braun-Luedicke itu mewarisi bisnis dari keluarga mereka.

Irlandia

Mereka adalah pendiri Stripe, yaitu Patric Collison (32 tahun) dan John Collison (30 tahun). Stripe adalah perusahaan peranti lunak.

Rusia

Mereka adalah Said Gutseriev (32 tahun / pertambangan dan finansial), Timur Torlov (33 tahun / Freedom Holding), Dmitry Bukhman (35 tahun / Playrix), Pavel Durov (36 tahun / Telegram), Igor Bukhman (39 tahun / Playrix).

Freedom Holding, Playrix dan Telegram adalah perusahaan peranti lunak. Said Gutseriev mewarisi bisnis dari orang tuanya.

Swedia

Mereka adalah Tom Persson (35 tahun / H&M), Daniel Ek (38 tahun / Spotify), Victor Jacobsson (39 tahun / Klarna), Sebastian Siemiatkowski (39 tahun / Klarna), Katarina Martinson (39 tahun / L.E. Lundbergforetagen AB).

Tom Persson dan Katarina Martinson mewarisi kekayaan atau bisnis dari keluarga mereka. Spotify dan Klarna itu perusahaan peranti lunak.

Brazil

Mereka adalah Pedro de Godoy Bueno (30 tahun / Diagnosticos da America Sa), Anne Werninghaus (35 tahun / WEG), André Street (36 tahun / StoneCo), Franco Bittar Garcia (37 tahun / Magazine Luiza), Eduardo Saverin (39 tahun / Facebook).

Pedro de Godoy Bueno, Anne Werninghaus, Franco Bittar Garcia mewarisi bisnis dari keluarga mereka. StoneCo adalah perusahaan peranti lunak. Facebook adalah…. yah, kalian tahu sendirilah.

Peranti Lunak

Dari cerita di atas, kalau kalian tidak punya orang tua kaya dan kalian ingin menjadi sangat kaya, cara paling ampuh adalah lewat teknologi peranti lunak. No debate.

Hmmmm, tidak juga sih. Tiongkok punya cerita berbeda. Ada beberapa yang bisa menjadi sangat kaya dengan perangkat keras. Tapi membangun perusahaan perangkat keras itu lebih susah daripada perusahaan peranti lunak. Jadi mending kalian membangun perusahaan peranti lunak.

Kalian sebagai pemrogram punya kesempatan besar untuk mendirikan perusahaan peranti lunak atau perintis (startup). Betul, untuk mendirikan perintis, tidak perlu menjadi pemrogram. Winklevoss bersaudara itu bukan pemrogram. Mereka punya gelar MBA dan mereka paham tentang mata uang kripto. Tapi banyak yang punya latar belakang pemrogram, misalnya Mark Zuckerberg (Facebook), Bobby Murphy (Snap), Brian Armstrong (Coinbase), Patrick Collison (Stripe).

Kita memang belum ada billionaire dari perusahaan peranti lunak. Tapi pendiri Tokopedia, Traveloka, Bukalapak itu latar belakangnya pemrogram. Mereka kuliah sistem informatika, atau ilmu komputer, dan sebagian pernah bekerja sebagai pemrogram (software engineer). Lihat Linkedin mereka kalau kalian tidak percaya. Sekarang kekayaan mereka trilyunan Rupiah. Masih belum billionaire tapi not bad-laaaaaah. Berapa banyak sih orang Indonesia yang bisa mendapat kekayaan Rp 1 trilyun tanpa orang tua kaya?

Skala peranti lunak itu sangat mengerikan. Sungguh besar. Ambil contoh: Bobby Murphy, pendiri dan CTO Snap, punya kekayaan 11 milyar USD (11 billions). Kalau dia jadi warga +62, dia jadi orang terkaya ketiga di tanah air tercinta ini. Dia cuma kalah dengan Hartono bersaudara. Dia mulai mendirikan perusahaan Snap bersama Evan Spiegel, tahu 2011. Cuma butuh 10 tahun saja menjadi orang ketiga terkaya di Indonesia. 😱

Kekayaan Hartono bersaudara itu memang sudah tidak masuk akal. Cuma mereka orang Indonesia yang masuk daftar 100 orang terkaya di bumi. Satu-satunya orang di bawah 40 tahun yang lebih kaya dari mereka adalah Mark Zuckerberg, CEO Facebook.

Tapi Apakah Harus Jadi Billionaire?

Tidak. Beberapa dari teman saya bilang kepada saya target kekayaan mereka itu puluhan milyar Rupiah. Tidak sampai Rp 1 trilyun malah. Saya tahu tidak semua orang ambisius sampai mau jadi billionaire. Mereka masih mau jadi orang kaya, cuma levelnya “cukup” sampai puluhan milyar Rupiah. Kita sebut level kekayaan ini millionaire. 1 million = 1 juta. Satu juta dollar itu 14 milyar Rupiah.

Yah, tidak apa-apa. Tapi Anda tetap mencari penghasilan di dunia teknologi peranti lunak. Cuma ketimbang mendirikan perusahaan, Anda bisa mencapai target puluhan milyar Rupiah itu dengan menjadi karyawan saja. Tapi pastikan Anda mendapat saham. Atau Anda bisa membuat bisnis swakarya.

Tapi untuk menjadi billionaire, Anda mesti menjadi pendiri perintis. Bisa sih jadi billionaire dengan menjadi karyawan doang. Tapi kemungkinannya sangat kecil. Dari daftar billionaire yang saya kumpulkan itu, cuma ada satu karyawan (bukan pendiri) yang jadi billionaire. Dia adalah Ryan Graves, karyawan pertama Uber.

Oh ya, perintis Anda mesti didanai oleh VC. Tanpa bantuan VC, susah Anda menjadi billionaire. Dari daftar billionaire yang saya kumpulkan, ada sih pendiri perintis yang menjadi billionaire tanpa bantuan VC, yaitu Valentin Kipyatkov, pendiri JetBrains. Tapi sedikit jumlahnya. Mungkin cuma dia.

Sampai di sini, ceritanya sudah selesai. Anda bisa kembali ke hidup Anda dan memutuskan apakah Anda mau jadi billionaire atau tidak. Kalau iya, apa rencana Anda. Perintis apa yang Anda ingin bangun? Nanti cerita-cerita ke saya. 😉

Berikut saya ceritakan rencana saya menjadi billionaire. Anda bisa stop di sini. Tapi Anda bisa lanjut kalau Anda sedang bosan.

Rencana Arjuna Sky Kok Menjadi Billionaire

Sebagian dari pembaca blog saya yang budiman pasti tahu saya punya proyek PredictSalary, Mamba, SwanLove, dan ParttimeCareers. PredictSalary adalah alat untuk memprediksi gaji dari lowongan pekerjaan. Mamba adalah kerangka pengembangan blockchain. SwanLove adalan situs pencarian jodoh (dating). ParttimeCareers adalah situs lowongan pekerjaan paruh waktu.

Pusat dari strategi saya adalah SwanLove. PredictSalary dan Mamba mendukung SwanLove. ParttimeCareers berdiri sendiri. Saya membuat ParttimeCareers cuma buat kasih alternatif kepada orang yang tidak mau kerja penuh waktu dengan berbagai alasan, misalnya menjaga anak atau orang tua. Banyak perempuan yang ingin menjaga anak dan tidak ingin bekerja penuh waktu di kantor. Bekerja sebagai ibu rumah tangga 100% tidak selalu cocok bagi semua orang. Jadi pekerjaan paruh waktu bisa menjadi alternatif yang menarik. Ini adalah proyek renjana (passion) saya.

Mari kita fokus terhadap PredictSalary, Mamba, dan SwanLove. Mereka inilah yang akan membuat saya kaya. Integrasi seperti apakah yang akan dibangun di antara mereka?

Integrasi Mamba, SwanLove, dan PredictSalary

Sebagian dari kalian mungkin sudah tahu bahwa bakal ada fitur prediksi gaji dari profil Linkedin di SwanLove. PredictSalary bakal jadi gerbang orang-orang menuju ke SwanLove. Anggap saja strategi pemasaran. Orang-orang kan penasaran terhadap gaji. Nanti PredictSalary bakal jadi sesuatu yang mirip Levels.fyi.

Sebagian orang berpandangan miris terhadap SwanLove. Karena SwanLove menggunakan PredictSalary sebagai salah satu daya tariknya, orang berpikir SwanLove adalah tempat berburu orang kaya. Apakah ini situs tempat sugarbaby, sugardaddy, sugarmommy berkumpul? Tentu saja tidak.

Nama SwanLove itu mengandung kata swan 🦢 yang artinya angsa. Angsa itu adalah hewan monogami. Biasanya mereka berpasangan sampai salah satunya mati. Dan ada kata love juga. Filosofi SwanLove adalah membantu orang mencari hubungan berdasarkan cinta yang mengarah secara alamiah ke pernikahan, atau minimal hubungan jangka panjang.

A Pair of Swan
Sepasang angsa

Kalau saya menggunakan simbol hewan lain, seperti kelinci atau bonobo, bolehlah Anda menuduh saya yang bukan-bukan. Misalnya domain situs pencarian jodoh saya adalah https://bonobo.xxx atau https://rabbit.fun, bolehlah Anda menuduh saya ini sebagai orang yang sangat dangkal. Tapi ini angsa ya. Simbol cinta monogami.

Salah satu syarat hubungan yang sehat adalah batas keamanan itu sudah terpenuhi. Anda bisa memikirkan cinta kalau kebutuhan pangan, sandang, dan pangan sudah tercukup. Dibutuhkan suatu level gaji (atau kekayaan) tertentu untuk menciptakan rasa aman. Mana Anda bisa memikirkan cinta kalau perut Anda kosong?

Tentu saja, gaji bukanlah segalanya. Masih ada faktor lain yang perlu diperhatikan juga untuk membangun hubungan yang sehat. Akan saya bahas juga di artikel ini.

Situs SwanLove ini memberi orang cara untuk memverifikasikan profil Linkedin mereka. Artinya apa? Target pemasaran saya adalah kaum profesional. Tapi itu pun masih terlalu besar. Saya mengecilkan target saya menjadi karyawan-karyawan yang bekerja di dunia perintis, seperti software engineer, machine learning engineer, product manager, product designer, UX researcher, dan sebagainya. Saya ingin membantu mereka mencari jodoh.

Faang Shaadi
FaangShaadi

Setelah pasar karyawan-karyawan dunia perintis dikuasai, barulah saya bergerak ke pasar yang lebih luas. But we have to start from somewhere.

Verifikasi profil Linkedin ini juga memberi kita cara untuk menilai apakah orang tersebut berbahaya atau tidak. Seandainya seorang pria bernama Budi ingin berkenalan dengan Susi, Susi bisa melihat Budi memiliki profil Linkedin sebagai Machine Learning Engineer di Gojek. Budi bisa menunjukkan referensi dari HRD Gojek bahwa dia tidak memiliki masalah perilaku di perusahaan Gojek. Dengan begitu, Susi setidaknya punya rasa aman ketika bertemu dengan Budi. Jika Budi bertindak “macam-macam”, Susi bisa melaporkan ke Gojek.

Selain itu, jika orang-orang sudah kembali ke kantor, saya bisa bikin fitur kencan buta (blind date) bagi orang-orang yang kantornya berdekatan. Misalnya Tiket.com dan Cermati berbagi satu gedung, saya bisa atur Susi yang bekerja sebagai DevOps Engineer di Tiket.com untuk makan siang dengan Budi yang bekerja sebagai Product Designer di Cermati. Jika cocok, bagus. Jika tidak, setidaknya mereka bisa berteman.

Jika Linkedin sudah saya kuasai, nanti saya ekspansi SwanLove ke media sosial yang lain, seperti GitHub, Strava, dll. Misalnya Susi punya akun Strava dan dia suka bersepeda. Budi juga demikian. Mereka punya minat dan hobi yang sama. Mereka bisa saling mencari lewat SwanLove sepanjang mereka sudah memverifikasikan akun Strava mereka di SwanLove.

Di SwanLove, Anda bisa “menunjukkan” kelebihan Anda. Anda punya gaji tinggi? Anda bisa kirim slip gaji ke saya sehingga saya bisa verifikasi gaji Anda. Nanti Anda bisa tunjukkan penghasilan Anda yang sudah terverifikasi (berupa blue checked mark) ke orang-orang tertentu. Anda ingin dia tahu Anda pintar sekali? Anda bisa menghubungkan profil Kaggle Anda ke profil SwanLove. Anda bisa mengirimkan hasil IELTS kepada saya. Anda bisa menghubungkan profil Chess.com ke profil SwanLove. Anda ingin menunjukkan Anda populer sekali? Anda bisa menghubungkan profil Twitter ke SwanLove. Anda ingin menunjukkan bahwa fisik Anda fit sekali? Anda bisa menghubungkan profil akun aplikasi fitness ke profil SwanLove.

Sebagian dari Anda pasti berpikir, “Sungguh dangkal!” Pencarian jodoh itu dari sudut pandang tertentu adalah dangkal. Tapi begitulah aturan mainnya. Anda tahu burung merak? Dia mengembangkan bulu ekornya untuk menunjukkan “kehebatannya” supaya dipilih oleh merak betina. Ada juga burung yang “menyombongkan” sarangnya kepada burung lain.

Bagaimana dengan cinta sejati? Itu baru datang setelah daya tarik tercukupi. Bagi kebanyakan orang, harus ada daya tarik tertentu sebelum cinta sejati punya kesempatan untuk tumbuh. Barulah mereka “ada” kesempatan untuk membangun cinta sejati. Tapi mengharapkan orang untuk langsung membangun cinta sejati di awal-awal itu adalah Mission Impossible.

Nanti ada juga aspek kepribadian. Orang dominan dan pendiam cocoknya sama siapa? Orang pasif dan pemikir cocoknya sama siapa? Orang yang sosial sekali dan punya empati tinggi cocoknya sama siapa? Saya juga akan mengurusi hal itu.

Mencari jodoh itu seperti membangun perintis. Ada aspek pemasaran di mana Anda “mempromosikan” diri Anda. Tapi ada aspek produk juga. Kalau produknya jelek, susah juga melakukan pemasaran. Pernah lihat meme di mana satu ikan berenang ke kelompok ikan dan semuanya langsung kabur? Yah, seperti itulah.

Anggap aspek gaji dari diri Anda merupakan kelemahan Anda dalam menarik jodoh. PredictSalary selain memprediksi gaji dari lowongan kerja atau profil Linkedin juga bakal membuat walkthrough bagaimana cara mencapai gaji tinggi. Ada beberapa pekerjaan yang melewati gaji Rp 100 juta per bulan. Salah satuny adalah Head of Engineering. Nanti bakal dibikin daftar misi yang Anda harus selesaikan sebelum mencapai posisi tersebut. Contoh misinya adalah menyelesaikan 100 masalah LeetCode, mendapat IELTS 7, membaca berbagai buku tentang pemrograman, kerja di perusahaan tertentu selama beberapa bulan, dll. Seperti video game RPG. Dengan begini, orang memiliki kesempatan untuk meningkatkan daya tariknya dalam mencari jodoh.

Dengan begitu, saya sudah menyelesaikan cerita tentang integrasi antara PredictSalary dan SwanLove.

Oke, sekarang kita akan bahas integrasi antara SwanLove dan Mamba. Mamba adalah sesuatu yang berhubungan dengan blokchain. Kenapa situs dating membutuhkan blockchain?

Misalkan Anda ingin menunjukkan kekayaan (bukan gaji) kepada orang-orang di SwanLove, Anda bisa mengirimkan scan STNK mobil BMW kepada saya sehingga saya bisa memverifikasikan bahwa Anda punya kekayaan sebuah mobil BMW.

Dengan blockchain Anda bisa menunjukkan kekayaan dengan cara lain. Anda bisa membeli CryptoPunk yang harganya ratusan juta sampai milyaran Rupiah dan menunjukkannya di profil SwanLove Anda. Anda bisa menggunakan tandatangan digital untuk membuktikan kepemilikan aset blockchain Anda. Yup, gak jaman lagi menunjukkan kekayaan dengan mobil. Sekarang orang pakai NFT (Non-Fungible Token) untuk menunjukkan kekayaan mereka.

Jika Anda mencari alamat arjunaskykok.eth di Etherscan, Anda akan melihat kekayaan saya di Ethereum seperti ini.

Kekayaan Arjuna Sky Kok di Ethereum

Total nilai kekayaan saya adalah sebesar $ 2800 (ETH $ 1700 dan token lainnya $ 1100). Cara ini lebih praktis daripada mengirimkan scan STNK mobil Anda kepada saya.

Nah, Anda juga bisa melihat transaksi saya di Ethereum seperti ini.

Transaksi Ethereum Arjuna Sky Kok

Anda bisa melihat saya menjual kartu Gods Unchained. Nah, saya inginkan bayangkan bahwa transaksi di Ethereum itu sebagai “bukti partisipasi” Anda di suatu organisasi. Bayangkan, Anda pergi ke sebuah taman nasional di Indonesia untuk melakukan kegiatan sukarelawan dalam konservasi elang Jawa. Partisipasi Anda dapat dicatat di Ethereum oleh pengelola taman nasional yang bersangkutan. Pengguna SwanLove dapat melihat kegiatan sukarela Anda di Ethereum (jika Anda menghubungkan alamat Ethereum Anda ke profil SwanLove Anda). Kebaikan hati Anda terhadap elang Jawa mungkin saja menentukan jodoh Anda. Banyak orang tertarik terhadap mereka yang memiliki kasih sayang terhadap binatang.

Terakhir, nanti saya mau menambahkan aspek decentralized ke SwanLove. SwanLove adalah situs yang centralized. Artinya saya sebagai pihak pengelola SwanLove bisa menghapus akun Anda kalau saya tidak suka dengan Anda. Saya tinggal masuk ke console PostgreSQL dan mengnonaktifkan akun Anda. Saya bisa juga membuat akun Anda menjadi “tidak menarik” di hadapan pencari jodoh sehingga Anda menjadi berat jodoh. Saya tinggal ubah atribut Anda menjadi lebih jelek jika profil Anda dilihat oleh orang-orang tertentu. Saya orang yang baik hati. Saya tidak akan melakukan hal itu. Tapi saya bisa berubah jadi jahat. Aspek decentralized mencegah orang jahat melakukan hal-hal buruk di sistem centralized. Bayangkan SwanLove itu sebagai smart contract dan Anda “berinteraksi” dengan alamat Ethereum Anda. Dengan begitu, Anda akan aman dari tindakan jahat saya. Aspek decentralized juga memberi Anda privasi.

Sebelum saya mengembangkan aspek decentralized ini, saya akan melakukan pemanasan dulu. Saya juga akan membantu seniman Bali untuk menjual karya digital mereka sebagai NFT. Tidak seambisius Rarible tapi lebih kecil dari itu. Terus banyak hal-hal yang mesti dikerjakan untuk SwanLove: sistem dialog (chatting), verifikasi gaji, integrasi dengan alamat Ethereum, mobile app, analisa foto profil SwanLove, dll. Saya juga masih menunggu teknologi yang bisa meningkatkan scalability di Ethereum, seperti Optimism.

Begitulah cerita saya. Semoga Anda terhibur.

Jika Anda tertarik berinvestasi kepada saya, Anda bisa menghubungi saya di ceo _AT_ swan.love.

Bagi kalian, yang sudah membaca sampai akhir artikel ini, dan memutuskan untuk menjadi billionaire, izinkan saya mengucapkan salam perpisahan, “I’ll see you on the top, buddy!

Calon Billionaire
Calon Billionaire